Pemerintah Harus Waspadai Aliran Mirip ISIS di Indonesia
Nuning pun meminta kepada semua pihak baik pemerintah maupun aparat keamanan berani menindak tegas
Penulis: Ferdinand Waskita
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ferdinand Waskita
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah bersama aparat keamanan harus harus mewaspadai berbagai aliran radikal yang mirip ideologinya dengan ISIS. Hal itu dikatakan pengamat intelejen Susaningtyas Kertapati ketika dikonfirmasi, Minggu (11/12/2016).
"Supaya mereka diredam untuk tidak bergerak melakukan hal yang mengancam kedaulatan NKRI," kata perempuan yang akrab disapa Nuning itu.
Nuning mengungkapkan adanya kemungkinan kelompok ISIS telah menanamkan benih aliran pemahamannya atau kepada organisasi kemasyarakatan di Indonesia. Hal tersebut terlihat dengan embrio yang menerima paham ISIS.
"Kemungkinan itu bisa saja terjadi (infiltrasi ISIS masuk ke Indonesia), terlebih saat ini banyak aliran yang embrionya dapat menerima visi misi ISIS. Residu gerakan Islam radikal lama masih ada di daerah-daerah penyebarannya," kata Nuning.
Nuning pun meminta kepada semua pihak baik pemerintah maupun aparat keamanan berani menindak tegas hukum ormas-ormas yang menjadi penghubung ISIS di Indonesia
"Segala hal yang anti Pancasila layak ditindak tegas," ujar Nuning.
Sebelumnya, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengatakan kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syria (ISIS) sering membawa ideologi agama untuk merekrut anggota dan melancarkan aksi teror ke seluruh dunia.
“Semua alasan ISIS tersebut tidaklah benar. ISIS itu bohong berlatar belakang ideologi agama,” ucapnya.
“Kedok perjuangan jaringan terorisme ISIS / Islamic State of Iraq and Syria sesungguhnya adalah berlatar belakang perebutan energy, sehingga ideologi agamanya hanya digunakan untuk menghasut dan mengajak masyarakat bergabung,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Lebih lanjut Panglima TNI menyatakan bahwa, ancaman gerakan terorisme dari kawasan Timur Tengah itu semakin mengancam Indonesia, mengingat kawasan Filipina Selatan itu dekat dengan Indonesia khususnya Poso di Sulawesi dan Tarakan di Kalimantan.
“Ancaman gerakan ISIS dari Kawasan Timur Tengah semakin dekat dengan Indonesia, dimana Filipina Selatan tengah diincar oleh ISIS untuk membuat markas kawasan Asia Tenggara,” tegasnya.
“Di Filipina Selatan kepemilikan senjata bebas dan mencari uangnya dengan cara melakukan penculikan-penculikan, bahkan sebagian warga Filipina Selatan terindikasi dari banyaknya kegiatan penyanderaan di perairan Filipina Selatan,” kata Jenderal TNI Gatot Nurmantyo.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.