Pemerintah Diminta Waspadai Aliran Radikal yang Ideologinya Mirip ISIS
Beberapa waktu lalu, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyebut ISIS tengah membentuk kekuatan baru di kawasan Filipina selatan
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat intelijen, Susaningtyas Kertopati, mengingatkan aparat keamanan untuk mewaspadai masuknya gerakan Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS/ISIS) ke Indonesia melalui organisasi kemasyarakatan (ormas).
"Kemungkinan itu bisa saja terjadi, terlebih saat ini banyak aliran yang embrionya dapat menerima visi dan misi ISIS. Residu gerakan islam radikal lama masih ada di daerah-daerah penyebarannya,” kata dia melalui keterangan pers yang diterima Kompas.com, Minggu (11/12/2016).
Hal yang patut diwaspadai, kata dia, adalah aliran radikal yang ideologinya mirip dengan ideologi ISIS.
"Agar mereka diredam untuk tidak tergerak melakukan hal yang mengancam NKRI,” sambung Susaningtyas.
Beberapa waktu lalu, Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo menyebut ISIS tengah membentuk kekuatan baru di kawasan Filipina selatan.
Menurut Susaningtyas, hal tersebut tentu perlu diwaspadai, lantaran lokasinya yang berdekatan dengan Indonesia.
Ia menambahkan, dalam menangani kasus penyebaran paham radikal, tidak cukup hanya dengan menangkap para pelaku.
Program deradikalisasi perlu dilaksanakan secara multidimensi, tak cukup hanya dilangsungkan secara sepihak.
“Kita harus kembali kepada realita di mana masih ada sinyalemen program deradikalisasi yang digagas oleh BNPT, belum mampu mengakselerasi hakikat toleransi atas perbedaan dan penghargaan kepada sesama,” ujar Susaningtyas.
Terduga teroris di Bekasi
Pada Sabtu (10/12/2016), polisi menangkap empat terduga teroris yang berkaitan dengan penemuan bom di Perum Bintara Jaya VIII, Bekasi.
Keempatnya adalah MNS, AS, DYN, dan SY. Mereka diduga merupakan sel yang dibentuk oleh Bahrun Naim.
Adapun Bahrun merupakan warga negara Indonesia yang menjadi salah satu tokoh di Suriah setelah ia bergabung dengan kelompok Negara Islam di Irak dan Suriah (ISIS).(Dani Prabowo)