Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jejak Jaringan Teroris Internasional dari Suku Uighur di Indonesia

Bangsa Uighur adalah keturunan klan Turki yang hidup di Asia Tengah, terutama di provinsi Cina.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Jejak Jaringan Teroris Internasional dari Suku Uighur di Indonesia
ST File
Tiga teroris Uighur, Ahmet Mahmud, Altinci Bayyram, dan Abdul Basit Tuzer, di Pengadilan Negeri Jakarta Utara, 13 Juli 2015 (ST File) 

Kapolri Jenderal Badrodin Haiti membenarkan informasi tersebut. Diutarakan Badrodin, pihak Imigrasi lah yang memberikan informasi pada polisi adanya suku Uighur yang lolos dalam insiden itu.

"Dua hari yang lalu tertangkap Imigrasi, lalu Imigrasi meneruskan ke kami. Dia sudah menggunakan identitas Indonesia," tegas Badrodin, Senin (16/5/2016) di Mabes Polri.

Begitu juga Menko Polhukam Wiranto mengungkapkan hasil pertemuannya dengan Duta Besar Republik Rakyat Tiongkok, Xie Feng yaitu kesepakatan bersama untuk menahan etnis Uighur yang tergabung dalam kelompok ISIS masuk ke dalam wilayah kedua negara maupun Malaysia.

"Kami sepakat untuk tidak memberi ruang untuk mereka beraktivitas baik di Indonesia, Malaysia maupun di Tiongkok," ujar Wiranto di Kemenko Polhukam, Jakarta, Kamis (15/12/2016).

Diketahui, Malaysia menjadi pintu masuk warga dari etnis Uighur yang berafiliasi dengan kelompok ISIS ke Poso, Sulawesi Tengah.

Dari hasil pertemuannya dengan Dubes Xie Feng, Wiranto mengungkapkan, etnis Uighur kini banyak yang berangkat ke Suriah untuk bergabung dan berlatih dengan kelompok ISIS dan dikhawatirkan akan kembali ke Tiongkok atau ke Indonesia.

"Masalah Uighur itu sudah sedemikian cepatnya berkembang sehingga banyak masyarakat Uighur yang kemudian dilatih di ISIS ya di Suriah di sana dan sangat, boleh jadi kemudian tatkala mereka kembali akan lewat Malaysia atau Indonesia kembali ke daerah mereka dan ini kita sepakat untuk tidak memberi ruang untuk mereka," ucap Wiranto.

Berita Rekomendasi

"Kami berpendapat kalau terorisme itu tidak kita beri ruang dan koridor untuk aktivitas bahkan kita langsung memotong jalur-jalur distrik mereka maka mereka tidak akan hidup, kita sepakat untuk memperdalam masalah itu," kata Wiranto. (*/Berbagai Sumber)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas