Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Biro Pers Kirim Surat ke South China Morning Post Nyatakan Tulisan Van Der Kamp Keliru

Bey mengatakan, surat elektronik tersebut menyatakan artikel Jake Van Der Kamp keliru beserta penjelasannya.

Penulis: Imanuel Nicolas Manafe
Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Biro Pers Kirim Surat ke South China Morning Post Nyatakan Tulisan Van Der Kamp Keliru
Harian Warta Kota/henry lopulalan
Presiden Joko Widodo mengamati kendaran yang digunakan pegiat literasi Burger Pustaka Wahyudi, di halaman Istana Negara, Jakarta, Selasa (2/5/2017). Presiden mengapresiasi para pegiat literasi di seluruh Indonesia yang berusaha menarik minat baca masyarakat dengan berbagai upaya seperti mendistribusikan buku menggunakan Motor Pustaka, Bemo Pustaka Keliling, dan Pedati Pustaka. Warta Kota/henry lopulalan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Biro Pers, Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin mengatakan bahwa pihaknya telah mengirimkan surat elektronik ke South China Morning Post terkait artikel Jake Van Der Kamp.

Bey mengatakan, surat elektronik tersebut menyatakan artikel Jake Van Der Kamp keliru beserta penjelasannya.

"Kami telah mengirimkan penjelasan ini melalui surat elektronik kepada pihak South China Morning Post untuk segera dimuat," ujar Bey berdasarkan keterangannya, Jumat (5/5/2017).

Bey menjelaskan bahwa Presiden Joko Widodo mengutarakan angka perbandingan pertumbuhan ekonomi dalam konteks posisi Indonesia di antara negara-negara anggota G-20.

Pada saat Presiden Joko Widodo berbicara tentang peringkat pertumbuhan ekonomi Indonesia, Bey menegaskan bahwa di layar sedang terpampang tayangan mengenai pertumbuhan ekonomi negara-negara G-20 yang menunjukkan Indonesia berada pada posisi ke-3 setelah India dan RRT.

"Inilah konteks penjelasan Presiden kepada sekitar 5.000 warga Indonesia yang hadir di Asia World Expo, Hong Kong, 30 April 2017," kata Bey.

Dalam artikelnya Van Der Kamp menyatakan Presiden keliru karena peringkat Indonesia bukan ketiga, melainkan ke-13 di dunia.

BERITA TERKAIT

Bey menegaskan kritik ini justru yang keliru dan Bey menilai Van Der Kamp tidak mengetahui latar belakang penjelasan Presiden dan kemungkinan besar tidak hadir di ruangan saat Presiden Joko Widodo menjelaskan tayangan itu.

"Van Der Kamp sudah mengambil kesimpulan yang sangat keliru tanpa memahami konteks pembicaraannya," tutur Bey.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas