Ikatan Alumni UIN Yogyakarta: Gejala Arabisme Mereduksi Budaya, Adat Istiadat dan Kearifan Lokal
Syaiful Bahri Anshori mengatakan gejala Arabisme yang semakin hari semakin gencar akhir-akhir ini mereduksi budaya, adat istiadat serta kearifan lokal
Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjamurnya organisasi keagamaan yang ingin menggantikan ideologi Pancasila dengan paham khilafah yang dibumbui ujaran kebencian atas perbedaan identitas agama dirasa Ikatan Alumni Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta sudah meresahkan masyarakat.
Ketua Ikatan Alumni UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, Syaiful Bahri Anshori mengatakan gejala Arabisme yang semakin hari semakin gencar akhir-akhir ini mereduksi budaya, adat istiadat, serta kearifan lokal sebagai perekat keutuhan bangsa.
"Hendaknya paham keagamaan juga menghormati serta merangkul kearifan lokal untuk mempererat keberagaman di Indonesia. Tanpa kearifan lokal justru keberagaman dapat mengancam solidaritas bangsa Indonesia dengan adanya pertentangan yang memicu konflik sosial," ujar Syaiful Bahri saat dihubungi Tribunnews.com, Sabtu (6/5/2017).
Syaiful Bahri Anshori mengatakan Ikatan Alumni UIN Sunan Kalijaga akan mengkampanyekan Islam yang toleran dan kasih sayang terhadap kearifan lokal dengan tujuan mempererat persatuan dan kesatuan dalam NKRI.
Ia juga mengatakan akan bekerja sama dengan lembaga-lembaga negara seperti DPR RI, BNPT, PBNU, Pemerintah, TNI, Polri, dan lain-lain untuk mengkampanyekan hal tersebut.
"Kita harus perangi ekstremisme berupa ujaran kebencian, aksi teror, dan kekerasan terhadap keberagaman yang mengancam tradisi serta kebudayaan lokal," kata dia.