Janji 3 Polisi Korban Bom Kampung Melayu kepada Orang Terkasih yang Tak Pernah Terwujud
Sebelum meninggal, ketiganya ternyata sempat berjanji akan melakukan beberapa hal untuk orang terkasih mereka.
Editor: Malvyandie Haryadi
Namun rencana tersebut hancur berantakan.
Foto Bripda Imam Gilang Adinata (24), salah satu polisi yang gugur dalam teror bom di Terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, pada Rabu (24/5/2017) malam.(KOMPAS.com/NURSITA SARI)
Bukan duduk di pelaminan, Dinda kini malah harus mengantar kekasihnya ke peristirahatan terakhir di Srago Gede, Klaten, Jawa Tengah.
"Pacarnya ikut pulang ke Klaten," kata Wijiati.
Dikatakan Dinda, komunikasinya dengan Gilang terakhir sebelum peristiwa tragis itu terjadi.
"Komunikasi terakhir 15 menit sebelum kejadian, cuma WhatsApp, 'Yang', gitu aja. Saya balas, 'Kenapa yang?', terus enggak dibalas lagi," ucap Dinda, seperti dikutip dari Kompas.com.
"Sebelumnya dia pengin ketemu sore, mau ke rumah saya di Cengkareng, karena bertugas jadi enggak bisa," kata Dinda.
Dinda juga mengatakan beberapa waktu lalu ia sempat bermimpi menikah.
"Saya sempat mimpi. Saya mimpi menikah," kata Dinda.
2. Briptu Taufan janjikan durian untuk sang bunda
Briptu Anumerta Taufan Tsunami menjadi satu dari tiga aparat kepolisian yang tewas dalam peristiwa bom bunuh diri di Kampung Melayu.
Sebelum meninggal, Taufan rupanya sempat menghubungi ibunya Asiah (55).
Saat itu, anak kedua dari tiga bersaudara ini berjanji akan membawakan buah durian untuk sang bunda saat ia pulang selepas bertugas.
"Pas tugas semalam (Rabu, 24/5/2017) dia telepon saya mau bawain buah durian selepas tugas. Kemungkinan sampai rumah Kamis (25/5/2017) dini hari," ujar Asiah kepada wartawan saat pemakaman Taufan di TPU Pondokrangon, Cipayung, Jakarta Timur, Kamis (25/5/2017), seperti dikutip Warta Kota.