Awal Mula Istilah Halal Bihalal, Permintaan Bung Karno pada Kiai NU saat Elite Politik Gaduh
Dikisahkan, setelah berhasil merebut kemerdekaan, Indonesia dilanda gejala disentegrasi pada tahun 1948. Awal mula istilah Halal Bihalal
Editor: Yudie Thirzano
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriah telah berlalu sejak dua hari lalu.
Namun, suasana dan euforia Lebaran masih terasa.
Wajar saja, di Indonesia, ada beberapa tradisi yang biasa dilakukan ketika hari raya tiba.
Silahturahmi, bermaaf-maafan, hingga sungkem adalah beberapa cara umat Muslim di Indonesia merayakan Lebaran.
(Ketua GNPF MUI Temui Presiden, Suasana Lebaran Cocok Nih Presiden Membuka Hati)
Masih hangat dengan suasana Lebaran, biasanya ada satu tradisi lagi yang hampir tak pernah terlewati, yaitu halal bi halal.
Lantas apa itu halal bi halal?
Dalam sebuah kesempatan, Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto pernah menceritakan sekilas mengenai asal mula istilah halal bi halal.
(Ulama AS Kecam Keras Keputusan Trump yang Tiadakan Tradisi Makan Malam Jelang Lebaran)
"Istilah halal bihalal atas permintaan Bung Karno kepada KH Abdul Wahab Hasbullah. Ini perspektif sejarah yang harus kita ketahui."
"Pada masa itu, para elite gak mau bersatu saling bertengkar dan menyalahkan," papar Hasto Kristiyanto saat acara Halal Bihalal DPD PDI Perjuangan Jawa Timur di Kota Batu, Jawa Timur, seperti dikutip dari Tribunnews.com, 24 Juli 2016 silam.
KH Abdul Wahab Hasbullah dikenal sebagai ulama terkemuka di awal kemerdekaan RI yang juga seorang tokoh pendiri Nahdlatul Ulama (NU) bersama Hadratus Syeikh K.H Hasyim Asy'ari.
(Populer: Gus Mus: Kalau Tidak Moderat Bukan Islam!)
Abdul Wahab Hasbullah diangkat sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 7 November 2014