Mabes Polri Tindaklanjuti Protes Seleksi Calon Taruna Akpol di Polda Jawa Barat
Dalam beberapa rekaman video, banyak orang tua yang tidak terima dengan hasil penerimaan seleksi di Polda Jawa Barat.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejak kemarin malam, Rabu (28/6/2017) beredar video protes dari sejumlah orang tua peserta calon Taruna Akademi Kepolisian (Akpol) di Polda Jawa Barat.
Dalam beberapa rekaman video, banyak orang tua yang tidak terima dengan hasil penerimaan seleksi di Polda Jawa Barat.
Penyebabnya diduga karena Kapolda Jawa Barat Irjen Anton Charliyan melakukan pemeriksaan kesehatan (rikkes) ulang dan memprioritas putra daerah.
Dalam video yang kini Viral di dunia maya. Sejumlah orang tua berteriak menyatakan Polri tidak transparan dalam meloloskan peserta calon taruna Akpol.
Dikonfirmasi soal peristiwa itu, Kabag Penum Mabes Polri, Kombes Martinus Sitompul mengaku telah mengetahui hal tersebut.
"Ada informasi bahwa ada ketidakpuasan masyarakat, tentu ini akan kami dalamin, kami pelajari," kata Martinus, Kamis (29/6/2017).
Menurut Martinus, Mabes Polri pasti akan menindaklanjuti protes dari sejumlah orang tua tersebut.
Terlebih jika nantinya ditemukan terjadi pelanggaran pada saat proses seleksi calon taruna Akpol.
Informasi yang dihimpun, para orang tua protes karenakan adanya kebijakan Kapolda Jawa Barat yang menerapkan kuota calon taruna Akpol yang dikirim ke Semarang, dibagi menjadi dua, putra daerah dan non putra daerah.
Setelah dirangking, untuk putra daerah dari 13 peserta yang berhasil lolos hanya 12 orang. Sedangkan non putra daerah dari 22 peserta yang lolos untuk mengikuti seleksi tingkat pusat di Akpol Semarang menjadi 11 orang. Selain itu polda Jabar juga meloloskan 4 calon Taruni Akpol (Polwan).