Jusuf Kalla Nilai Penyerangan Terhadap Polisi Sebagai Bentuk Aksi Balasan Kelompok Teror
"Kita semua juga menjadi korban tindakan itu. Tapi bersyukur jika polisi tidak bertindak, maka akan banyak korban terorisme lainnya,"
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Amriyono Prakoso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aparat kepolisian kini menjadi sasaran pelaku teror.
Jumat (30/6/2017) malam seorang pelaku melakukan penusukan terhadap dua anggota Brimob di Masjid Falatehan yang letaknya dekat dengan Markas Besar Kepolisian.
Kedua korban, hingga saat ini masih dirawat intensif di RS Polri Kramatjati.
Wakil Presiden Jusuf Kalla memandang bukan hanya pihak kepolisian yang menjadi korban aksi terorisme.
Baca: Begini Isi HP Mulyadi Pelaku Penusuk Dua Anggota Brimob di Masjid Falatehan
Seluruh masyarakat Indonesia, termasuk pemerintah juga menjadi korban atas tindak terorisme yang mengatasnamakan agama.
"Kita semua juga menjadi korban tindakan itu. Tapi bersyukur jika polisi tidak bertindak, maka akan banyak korban terorisme lainnya," kata Jusuf Kalla di Kantor Wakil Presiden, Jakarta, Selasa (4/7/2017).
Selama ini pihak kepolisian kerap menjadi sasaran kelompok teror.
Baca: Jejak Mulyadi Mulai Dari Cikarang Hingga Tusuk Anggota Brimob di Masjid Falatehan
Hal tesebut dikarenakan Polisi terutama Densus 88 diangap sebagai musuh terbesar para teroris.
"Karena polisi kan mengerti soal jaringan mereka, jadi mereka membalas ke pihak kepolisian," kata Jusuf Kalla.
Dia berharap pihak kepolisian, aparat pemerintah, serta masyarakat dapat mencegah aksi radikalisme di lingkungannya dengan cara meningkatkan pengawasan.