Pengamat Terorisme: Teror Bendera, Serangan Simbol Untuk Jatuhkan Mental Polisi
"Saya kira ini serius, harus disikapi dengan cepat oleh Densus 88 Polri. Ini teror bendera,"
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Orang tidak dikenal memasang bendera ISIS di Mapolsek Kebayoran Lama, Selasa (4/7/2017).
Selain bendera, ada juga surat ancaman akan membuat Jakarta seperti Marawi.
Pengamat terorisme Ridlwan Habib menegaskan teror bendera tersebut harus disikapi cepat Densus 88 antiteror.
"Saya kira ini serius, harus disikapi dengan cepat oleh Densus 88 Polri. Ini teror bendera," kata peneliti intelijen Universitas Indonesia (UI) tersebut kepada Tribunnews.com, Selasa (4/7/2017).
Walaupun tak ada korban jiwa, pemasangan bendera dan surat kaleng itu tetap dikatagorikan teror.
"Dalam teori intelijen disebut simbolic attack, sengaja dipasang di kantor polisi untuk menjatuhkan mental anggota Polri, " ujar alumni S2 Kajian Intelijen UI tersebut.
Bukan itu saja, teror bendera tersebut juga akan menimbulkan persepsi masyarakat bahwa suasana tidak aman.
"Ujungnya adalah instabilitas politik, kalau masyarakat resah, kelompok pro ISIS makin senang, " katanya.