Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Palangkaraya Tidak Cocok Jadi Ibu Kota RI karena Sering Bencana Asap

Ada sejumlah syarat penting yang sebaiknya diperhatikan sebelum menetapkan suatu wilayah sebagai calon Ibu Kota Negara pengganti Jakarta.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Palangkaraya Tidak Cocok Jadi Ibu Kota RI karena Sering Bencana Asap
Getty Images
Salah satu sudut Palangkaraya diambil dari atas. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat tata kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, berpendapat bahwa ada sejumlah syarat penting yang sebaiknya diperhatikan sebelum menetapkan suatu wilayah sebagai calon Ibu Kota Negara pengganti Jakarta.

"Syarat utama Ibu Kota tidak terdampak bencana gempa bumi, tsunami, kebakaran asap, hingga banjir. Kalau muncul (kabar) condong ke Palangkaraya, ini yang dikhawatirkan," kata Joga.

Ia menanggapi rencana pemindahan Ibu Kota oleh Bappenas yang akan dilaksanakan pada tahun 2018. Beredar informasi bahwa Ibu Kota akan dipindahkan ke Palangkaraya, Kalimantan Tengah.

Menurut Joga, terkait kondisi alamnya, Palangkaraya beberapa kali mengalami masalah yang sama dengan Jakarta seperti banjir.

Selain itu, jika ada wilayah di sekitar sana yang mengalami kebakaran hutan, kawasan Palangkaraya juga bisa terkena imbas berupa asap.

Adapun wacana pemindahan Ibu Kota ke Palangkaraya pertama kali digagas Presiden pertama Republik Indonesia, Soekarno, dan dimunculkan kembali oleh Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu.

Namun, pelaksana rencana pemindahan Ibu Kota, Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro, belum memastikan wilayah mana yang akan dijadikan Ibu Kota pengganti Jakarta kelak.

Berita Rekomendasi

Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro menjelaskan satu cara ibukota bisa pindah dengan biaya murah, jika pihak swasta dilibatkan.

Sehingga, APBN tidak perlu banyak dikeluarkan untuk membangun gedung dan infrastruktur penunjang di ibukota yang baru.

"Kita cari skema dimana keterlibatan sektor swasta akan kita dorong, sehingga biaya yang dikeluarkan dari APBN akan sangat minimum," ujar Bambang.

Agar pihak swasta tertarik untuk membangun ibu kota, pemerintah akan menyiapkan sejumlah insentif. Satu penawarannya adalah tanah kosong untuk pembangunan pusat pemerintahan.

"Ya dikasih insentif," ujar Bambang.

Mantan Menteri Keuangan itu pun yakin pihak swasta akan tergiur mendapat tawaran lahan kosong. Dalam skemanya pemerintah akan bekerjasama dengan swasta melalui Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).

Baca: Jokowi Irit Bicara Ditanya soal Ibu Kota Baru

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas