Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Guru SD Ini Hanya Butuh Dua Hari Mencipta Lagu Anak-anak

Lomba Cipta Lagu Anak Dendang Kencana tahun 2017 ini Kompas Gramedia (KG) menantang guru-guru tingkat SD hingga SMA untuk menciptakan lagu anak-anak

Penulis: Gita Irawan
zoom-in Guru SD Ini Hanya Butuh Dua Hari Mencipta Lagu Anak-anak
TRIBUNNEWS.COM/Gita Irawan
GURU SELFIE DENGAN MURID - Guru SD Regina Pacis 1, Palmerah Utara, Jakarta Barat Dite Sandhi Mayasari berswafoto dengan muridnya. Dite ikut serta dalam lomba lagu anak 'Dendang Kencana' yang dihelat Kompas Gramedia (KG). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kompas Gramedia (KG) mengadakan Lomba Cipta Lagu Anak Dendang Kencana 2017.

Lomba itu pernah diadakan sebelumnya pada era tahun 1990 - 1996.

Ketika itu pencipta lagu anak terkenal AT Mahmud menjadi salah satu dewan jurinya.

Dalam 'Lomba Cipta Lagu Anak Dendang Kencana tahun 2017' ini Kompas Gramedia (KG) menantang guru-guru tingkat SD hingga SMA untuk menciptakan lagu anak-anak.

Sebenarnya, seberapa sulit menciptakan lagu anak?, Untuk itu, mari kita simak cerita guru SD Regina Pacis 1, Palmerah Utara, Jakarta Barat Dite Sandhi Mayasari.

Perempuan yang akrab disapa Dite itu mengaku hanya butuh dua hari untuk menciptakan lagu anak-anak.

Menurut Dite menulis notasi musik di partitur bukanlah bagian tersulit dari mencipta lagu anak-anak.

Berita Rekomendasi

"Paling susahnya itu membuat lirik. Soalnya harus hati-hati dalam memilih kata-kata untuk anak-anak, " ujar perempuan kelahiran Yogyakarta 24 tahun lalu itu.

Perempuan yang juga hobi tata rias itu juga mengakui harus mengeluarkan upaya lebih untuk menulis lirik lagu anak.

Saking hati-hatinya, Dite harus mencari referensi dari majalah anak, diskusi dengan guru-guru lain, termasuk meminta pendapat kepada guru Bahasa Indonesia di tempatnya mengajar.

"Saya harus baca majalah anak, ngobrol dengan teman-teman guru, sampai ngobrol dengan guru bahasa Indonesia biar nggak salah," ujar guru Seni Musik yang baru setahun mengajar itu.

Namun, jika melihat waktu yang dibutuhkan Dite untuk menciptakan lagu, semua kesulitan itu tampaknya tidak terlalu berpengaruh terhadap keinginan untuk menyelesaikannya.

Dite juga setuju jika lagu anak itu harus punya pesan moral yang disampaikan kepada anak.

Meskipun ia juga menyadari kalau anak-anak sekarang lebih senang mendengar lagu populer ketimbang lagu untuk seusia mereka.

"Kalau di kelas, mereka kadang bosan. Mereka minta diajari lagu-lagu yang populer seperti Despacito," ujar Dite.

Ia pun tidak bisa menyalahkan siapapun jika kondisinya seperti itu.

Baginya yang terbaik adalah berusaha semampunya untuk kebaikan murid-muridnya dan anak-anak lainnya.

Termasuk dengan mengikuti Lomba Cipta Lagu Anak Dendang Kencana 2017.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas