Okky Asokawati Prihatin Anak-anak Konsumsi Pil PCC, BPOM Dianggap Mandul
Okky Asokawati, mengaku prihatin terkait peristiwa puluhan anak-anak yang mengonsumsi pil paracetamol caffein carisoprodol (PCC).
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Dewi Agustina
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Wahyu Aji
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota Komisi IX DPR dari Fraksi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Okky Asokawati, mengaku prihatin terkait peristiwa puluhan anak-anak yang mengonsumsi pil paracetamol caffein carisoprodol (PCC).
Dia meminta pemerintah dan aparat kepolisian harus memberi perhatian khusus atas beredarnya PCC ini.
"Segera lokalisir peredarannya, usut pelaku lapangan dan aktor intelektualnya. Saya menilai, ini bukan peristiwa biasa, karena merujuk banyaknya korban yang berjatuhan dalam waktu yang hampir bersamaan," kata Okky dalam keterangan yang diterima, Minggu (17/9/2017).
Okky menilai Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) terlihat tidak berperan sama sekali dalam kasus ini.
"Tampak sekali mandulnya peran BPOM dalam mengawasi peredaran obat-obatan di tengah masyarakat. Berkali-kali saya sampaikan di forum resmi Raker Komisi IX DPR dengan BPOM tentang pentingnya uji pre-market. Faktanya, sampai saat ini BPOM tidak memiliki uji klinis atas obat yang beredar. Yang ada, saat ini BPOM hanya cek dokumen saja. Ini harus diubah," katanya.
Baca: Ketika Jokowi Kangen Jan Ethes Lalu Mengajaknya Bermain Kereta-keretaan
Sekretaris Dewan Pakar DPP PPP ini menegaskan, peran BPOM harus dipastikan hadir mulai dari hulu produksi obat hingga hilir ke konsumen.
Mekanisme cara pembuatan obat yang Baik (CPOB) yang disusun oleh BPOM mestinya tidak hanya di atas kertas berupa aturan saja.
Namun, BPOM juga harus memastikan implementasi di lapangan.
"Jalur mata rantai distribusi obat-obatan dari produsen hingga konsumen harus benar-benar diawasi dengan ketat," katanya.
Okky mencontohkan, PCC yang beredar di Kendari, Sulawesi Tenggara, merupakan produk impor.
Baca: Niatnya Hendak Menolong Arjuna, Supriyanto Ikut Jadi Korban Terkaman Buaya
Untuk itu, BPOM harus bekerjasama dengan Direktorat Jenderal Bea Cukai Kementerian Keuangan untuk memastikan obat yang masuk ke tanah air aman dikonsumsi masyarakat.
Menurutnya, kasus PCC ini memberi pelajaran penting bagi pemerintah untuk memeroteksi kesehatan dan keselamatan jiwa warga khususnya generasi muda.
"Harus ada peta jalan dalam penanganan masalah seperti yang terjadi dalam kasus PCC ini. Salah satu yang paling menonjol dalam kasus PCC ini, lemahnya peran dan fungsi BPOM," kata Okky.