Mengaku Tidak Punya Ongkos, Bendahara Saracen Dijemput Polisi di Boyolali
Akhirnya pihak kepolisian meminta petugas dari Polres Boyolali untuk mengantarkannya ke Jakarta.
Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik dari Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri mendalami keterangan dari bendahara Saracen Retno alias Mirda kemarin (4/10/2017).
Keterangan Retno untuk mengetahui aliran dana kepada kelompok Saracen.
Namun penyidik sempat mengalami kesulitan ketika ingin mendatangkan Retno dari rumahnya di Boyolali, Jawa Tengah.
Retno sempat mengaku tidak memiliki ongkos dari Boyolali ke Jakarta untuk menjalani pemeriksaan di kantor Direktorat Tindak Siber Bareskrim Polri, Tanah Abang.
Akhirnya pihak kepolisian meminta petugas dari Polres Boyolali untuk mengantarkannya ke Jakarta.
"Retno Bendahara Saracen, kan orang Boyolali, panggilan kedua nggak datang akhirnya didatangi sama Polres alasannya gak punya ongkos," ujar Kepala Subdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri Kombes Pol Irwan Anwar di Jakarta.
Baca: Indonesia dan Mesir Harus Menjadi Poros Islam Moderat Dunia
Namun sesampainya tim disana, Retno mengaku dalam perjalanan ke Jakarta. Dirinya juga minta polisi mengganti ongkosnya.
"Eh dia sudah di jalan minta diganti saja biayanya, kan main-main. Jadi mubazir anggota kesana," ujar Irwan.
Setelah mengaku tidak memiliki biaya, Retno malah menyewa pengacara untuk mendampinginya.
"Begitu sampai sini pakai pengacara. kemarin katanya gak punya apa-apa, tapi kok bisa sewa pengacara. Tapi daripada kita ribut yang penting dia datang kita bisa minta keterangan," ujar Irwan.
Seperti diketahui saat ini polisi masih mengejar sosok yang menyewa jasa kelompok Saracen.
Sebelumnya dari hasil pendalaman penyidik ditemukan aliran dana dari Asma Dewi ke anggota inti Saracen berinisial NS.