Partai Golkar Lakukan Revitalisasi, Demi Elektabilitas Atau Untuk Setnov?
Partai golkar, melakukan revitalisasi pengurus DPP. Sejumlah tokoh penting di partai berlogo pohon beringin tersebut, diganti.
Penulis: Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Partai golkar, melakukan revitalisasi pengurus DPP. Sejumlah tokoh penting di partai berlogo pohon beringin tersebut, diganti.
Setidaknya dua pensiunan jenderal naik jadi pengurus DPP Partai Golkar. Mereka adalah adalah Letjen TNI (Purn) Eko Wiratmoko sebagai Korbid Polhukam menggantikan Yorrys Raweyai, dan Komjen Pol (purn) Anang Iskandar menjadi Ketua Bidang Litbang Partai Golkar.
Kehadiran mereka, menambah jumlah pensiunan jenderal yang menjadi pengurus DPP Golkar. Sebelumnya, satu mantan jenderal telah ditunjuk sebagai Korbid Kajian Strategis dan SDM Partai Golkar, ia adalah mantan Danjen Kopassus, Letjen (Purn) Lodewijk Freidrich Paulus.
Baca: Fantastis! Sekali Manggung dan Nyanyikan 6 Lagu, Pedangdut Hits Via Vallen Dapat Honor Segini!
Menurut Sekjen Partai Golkar, Idrus, Marham, partainya tengah melakukan revitalisasi pengurus. Hal itu bebernya, merupakan keputusan rapat pimpinan nasional Partai Golkar yang pertama.
"Mandat kepada ketua umum untuk melakukan revitalisasi setelah melalui kajian kajian dan bahasan secara mendalam di rapat pimpinan nasional yang pertama," ujarnya saat memberikan keterangan usai rapat pleno di kantor DPP Partai Golkar, Jalan Anggrek Neri, Slipi, Jakarta Barat, Rabu (11/10/2017).
Perombakan kepengurusan yang dilakukan DPP Partai Golkar, menurutnya adalah untuk meningkatkan kinerja partai. Terlebih, masa kerja Ketua Umum Golkar Setya Novanto tinggal 1,5 tahun lagi.
"Di sisi lain kepengurusan ini perlu efektivitas perlu solidaritas dalam rangka menjamin akselerasi kerja hasil akhir kinerja DPP Partai Golkaruntuk mencapai target target politik baik menghadapi Pilkada 2018 maupun Pemilu serentak di tahun 2019," tuturnya.
"Harapan ketua umum dengan revitalisasi ini ada jaminan bahwa kebersamaan soliditas kemudian konsolidasi dan dan lain sebagainya terjadi pada Partai Golkar," lanjut Idrus.
Dalam rapat pleno yang digelar oleh Partai Golkar baru-baru ini, juga diputuskan bahwa Setya Novanto diputuskan untuk kembali menjadi Ketua Umum Partai Golkar.
Setnov, sebelumnya, sempat menjadi tersangka kasus korupsi elektronik di KPK. Namun statusnya gugur dalam sidang praperadilan di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan.
Baik revitalisasi dan penunjukan kembali Setnov sebagai Ketum Partai Golkar dikritik oleh sejumlah kader dan simpatisan partai Golkar.Salah satunya adalah anggota Generasi Muda Partai Golkar (GMPG), Almanzo Bonara.
Almanzo mengatakan jika revitalisasi tersebut sama saja dengan pemecatan kader, hanya redaksional saja yang diperhalus namun subtansinya tetap sama.
"Pemecatan atau revitalisasi yang dimaksud tak lain hanya untuk mengamankan kepentingan pribadi Setya Novanto sebagai ketua umum partai Golkar, bukan untuk menyelamatkan partai Golkar dari serangkaian persoalan korupsi," ujar Almanzo melalui pesan singkat, Kamis (12/10/2017).