"Startup dikenal dengan inovasinya dibidang teknologi sedangkan korporasi sudah memiliki fondasi yang kuat dan jaringan yang luas. Hal ini yang terus kami kerjakan di Indonesia. Jika keduanya bekerjasama, tentu akan memberikan impact yang besar untuk perekonomian Indonesia," imbuh Wesley.

Selain memberikan pendanaan dan mentorship kepada startup digital, GK-Plug and Play juga menjadi jembatan untuk menghubungkan startup dengan korporasi.

Saat ini, Plug and Play diketahui memiliki ratusan mitra korporasi di seluruh dunia dan empat di Indonesia, yaitu Astra Internasional, BNI, BTN, dan Sinarmas.

Baca: Betah di Indonesia, Berat Badan Sepasang Panda Penghuni Taman Safari Naik

Salah satu startup angkatan pertama GK –Plug and Play Indonesia yang telah menjalin kerjasama dengan corporate adalah KYCK dan BNI.

Kaspar Sitomorang, Head of Digital Bank Rakyat Indonesia, yang turut hadir dalam kunjungan ke Silicon Valley, melihat jika cara Plug and Play mengumpulkan korporasi dan startup adalah sesuatu yang menarik.

Menurut Kaspar, masing-masing korporasi dapat menemukan value-value baru dalam framework inovasinya dalam kunjungan ini.

Selain itu, Direktur Astra Internasional, Paulus Bambang, juga berpendapat sama terkait kunjungan ke Silicon Valley ini.

"Ternyata ada banyak ide-ide yang akan terjadi 5 -10 tahun ke depan, sedang dipersiapkan oleh startup-startup. Di sini saya melihat bagaimana corporate dan startup dapat bekerja sama. Kerjasama seperti ini harus dibangun supaya inovasi terus berjalan,” ujar Paulus Bambang.

Astra Internasional yang tergabung sebagai corporate partner GK-PNP memang diketahui telah melirik beberapa startup lulusan GK–PNP.

Bahkan, Bustiket yang merupakan salah satu startup angkatan pertama GK-PNP juga telah menerima pendanaan lanjutan dari Astra Internasional.