Masekal Hadi Diharapkan Tetap Lanjutkan Agenda Reformasi TNI
Harapan saya, panglima baru dapat melanjutkan agenda reformasi di tubuh TNI, dan TNI dapat semakin profesional menjalankan tugasnya
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengajukan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahjanto sebagai calon Panglima TNI untuk mengganti Jenderal Gatot Nurmantyo sudah mengacu pada Undang-Undang TNI Nomor 34 Tahun 2004.
Yakni isinya, posisi panglima TNI sebaiknya dijabat secara bergantian dari tiap-tiap matra, yang sedang atau menjabat kepala staf angkatan.
Untuk itu Komisi I DPR akan segera melakukan fit and proper test terhadap calon panglima TNI yang diusulkan presiden setelah proses dilalui melalui pimpinan DPR.
Menurut Anggota Komisi I DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Charles Honoris, mengajukan Marsekal Hadi sebagai Panglima TNI adalah langkah cepat Presiden Jokowi dalam menjawab tantangan dan kebutuhan mendesak untuk pertahanan negara.
"Langkah presiden ini patut diapresiasi dan didukung sepenuhnya," ujar Charles Honoris kepada Tribunnews.com, Senin (4/12/2017).
Baca: Penunjukan Marsekal Hadi Tjahjanto Menjadi Panglima TNI Langkah Tepat
Sebagai pemegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara, dia tegaskan, Presiden memiliki hak prerogatif atas pergantian panglima TNI.
Politikus PDI Perjuangan ini berharap calon jika sudah resmi terpilih, Marsekal Hadi, tetap melanjutkan agenda reformasi di tubuh TNI dan membawa TNI semakin profesional.
"Harapan saya, panglima baru dapat melanjutkan agenda reformasi di tubuh TNI, dan TNI dapat semakin profesional menjalankan tugasnya," ujar Charles Honoris.
TNI juga lebih lanjut ia berharap, harus selalu sigap dalam menjawab setiap perubahan yang terjadi begitu cepat seperti geopolitik, geoekonomi, geostrategi kawasan, dan persaingan global.
Selain itu kata dia, publik juga mengharapkan agar pemerintahan Jokowi bisa segera merealisasikan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.
Lebih lanjut ia memberikan catatan menghadapi Pilkada serentak di tahun 2018 dan pemilu 2019, panglima TNI baru harus netral dan tidak berpolitik praktis.
"Dengan dukungan rakyat TNI akan semakin kuat dan profesional," jelasnya.
Senada dengan Charles Honoris, Wakil Ketua Komisi I DPR RI Meutya Hafid, berharap calon jika sudah resmi terpilih, Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto, supaya fokus ikut dalam pengamanan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2018 dan Pemilu 2019.