ICMI Imbau Umat Tidak Ragu Mengekspresikan Kekecewaan Terhadap Trump
Donald Trump terkait Yerusalem telah berdampak buruk terhadap banyak hal, termasuk proses perdamaian antara Palestina dan Israel.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terkait Yerusalem telah berdampak buruk terhadap banyak hal, termasuk proses perdamaian antara Palestina dan Israel.
Oleh karena itu menurut Ketua Umum Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie, pernyataan tersebut harus dikecam.
"Kita mengecam keras, kita mengutuk keras dan itu apa namanya, membuktikan bahwa Amerika Serikat gagal menempppatkan diri sebagai negara yang memberi harapan untuk solusi," ujar Jimly kepada wartawan di kantor ICMI, Jakarta Pusat, Rabu (13/12/2017).
Yerusalem yang oleh Presiden AS dianggap sebagai ibu kota Israel, adalah kota suci bagi umat Islam, Nasrani dan Yahudi.
Oleh karena itu menurut Jimly Asshiddiqie untuk mendamaikan konflik Palestina - Israel yang sudah berlangsung hampir satu abad ini, umat dari ketiga agama tersebut harus diajak duduk bersama.
Baca: Ketua MUI Yakin Peserta Aksi Bela Palestina Akan Lebih Besar Dibandingkan Aksi 212
Sementara pernyataan Donald Trump sama sekali tidak menudukung langkah tersebut.
"Masalah Palestina pun harus dipahami, bukan hanya umat Islam, ini masalah kemanusiaan. Kalau masalah Palestina mau kita selesikan secara permanen, maka ada tiga kelompok yang harus, ya bersama sama," ujarnya.
Jimly menyebut sikap pemerintah yang sudah mengeluarkan kecaman terhadap pernyataan Donald Trump, serta memberikan dukungan penuh untuk kemerdekaan Palestina, adalah sikap yang tepat yang harus didukung semua pihak.
Namun menurutnya ekspresi tersebut tidak harus disampaikan melalui aksi, seperti yang akan digelar Majelis Ulama Indonesia (MUI) pada hari Minggu ini (17/12).
"ICMI tidak perlu ikut demo, demo itu kan biar ekspresi orang marah, ICMI tidak usah lah kaum intelektual ikut demo, bukan berarti substansinya kita tidak setuju, setuju tapi jangan pake demo, kita pakai suara saja," katanya.
"Saya mengimbau semuanya harus apa namanya ekspresikan saja, kekecewaan, tapi kita tidak boleh salah," terangnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.