7 Ruang Kelas SMPN 3 Jonggat Lombok Tengah Nyaris Roboh, Berpotensi Membahayakan Keselamatan Siswa
Retno Listyarti menjelaskan, dari 15 ruang kelas, tujuh kelas berpotensi roboh dan membahayakan keselamatan siswa.
Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Dewi Agustina
Baca: Sidang Mediasi Berlangsung Tertutup, Pengacara Belum Tahu Apakah Ahok Bisa Hadir
Tak hanya itu, ruang kelas berbau karena lembab, hampir semua enternit berlubang dan lapuk karena air.
Jika hujan deras maka ruang kelas bocor dan para siswa harus mengangkat kursi dan meja mencari tempat yang aman dari tetesan air hujan.
Lalu, lima toilet siswa untuk lebih dari 300 siswa, namun seluruhnya nyaris tak layak dipergunakan.
Selain itu sekolah tidak memiliki ruang laboratorium IPA, ruang kepala sekolah dan ruang Tata Usaha.
Sehingga ruang kepala sekolah dan TU dibuat seadanya, disekat menggunakan triplek.
Terakhir, ada gedung di posisi paling depan dekat pintu gerbang sekolah.
Gedung yang baru dibangun tahun 2015, namun kondisinya sudah sangat memprihatinkan.
"Jika memandang sekilas dari lapangan sekolah, sepintas gedung SMPN 3 Jonggat masih baik, namun jika memasuki satu persatu ruangan, baru mengetahui kondisi sekolah sangat memprihatinkan, sangat tidak layak dipergunakan proses belajar mengajar," kata dia.
Baca: PDIP Janji Sosok Pengganti Azwar Anas Bakal Mengejutkan Lawan Politik
Untuk membantu menyelesaikan permasalahan, KPAI akan mengirim surat kepada Bupati Lombok Tengah untuk memprioritaskan rehab total gedung SMPN 3 Jonggat demi melindungi keselamatan peserta didik selama proses pembelajaran.
Selain itu, surat akan dikirimkan kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Melalui surat itu, KPAI meminta jajaran Kemendikbud memantau ke lokasi dan mengevaluasi proses pembelajaran Kurikulum 2013 di sekolah tersebut yang nampaknya sulit diimplementasikan karena kondisi gedung dan sarana prasarana yang jauh memenuhi standar minimal SNP.
"Bisa dibayangkan jika gedung rubuh saat anak-anak sedang belajar, bisa menjadi tragedi kemanusiaan di dunia pendidikan. Jangan sampai jatuh korban dulu baru bertindak," ujarnya.