Abu Bakar Baasyir Harus Pakai Kaos Kaki Ketat, BNPT Bantah Tidak Izinkan Berobat
Menurutnya, pemerintah sudah mengabulkan permohonan pembebasan bersyarat dari pihak ulama dan pengacara.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah cuitan dari Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia, Tengku Zulkarnain mengenai adanya pembebasan Abu Bakar Baasyir sempat menjadi perhatian publik beberapa hari lalu.
Apalagi, dia mengatakan pimpinan Majelis Mujahidin Indonesia itu sudah dalam perawatan di RSCM, Jakarta.
Menurutnya, pemerintah sudah mengabulkan permohonan pembebasan bersyarat dari pihak ulama dan pengacara.
Namun begitu, hal tersebut dibantah oleh anak dari Baasyir, Abdul Rochim Baasyir yang mengatakan saat ini ayahnya masih mendekam di Lembaga Pemasyarakatan Gunung Sindur, Bogor, Jawa Barat.
Masa tahanan Baasyir akan habis di tahun 2024 jika dikurangi remisi yang selalu didapatkan olehnya.
"Tidak ada pembebasan. Beliau masih di Gunung Sindur," ujarnya saat dihubungi, Jakarta, Senin (26/2/2018).
Baca : Kaki Bengkak, Abu Bakar Baasyir Cek Kesehatan di RSCM
Abdul juga mengaku sempat terkejut atas cuitan tersebut dan langsung meminta klarifikasi terhadap yang bersangkutan. Hanya saja, saat ditanya, Tengku Zulkarnain hanya mendapat kabar dari kawannya yang lain.
Dibanding masalah pembebasan, keluarga justru lebih khawatir mengenai kondisi kesehatan pendiri Ponpes Ngruki, Surakarta, Jawa Tengah itu. Pembengkakan di kakinya, tidak diberikan pengobatan secara baik. Jelas Abdul, saat ini Baasyir hanya memakai kaos kaki ketat untuk mencegah pembengkakan bertambah parah.
"Hanya dikasih kaos kaki yang sangat ketat supaya tidak bertambah bengkak kakinya. Sudah itu saja. Tidak ada perawatan intensif," ujarnya.
Saat ini, Baasyir sudah mulai belajar berolahraga dan berjalan serta mengikuti kegiatan-kegiatan di penjara, meski tetap harus masuk ke ruangan isolasi.
"Beliau memang kakinya harus terus bergerak. Tapi, ya namanya orang sudah tua, pasti terbatas geraknya," ungkap Abdul.
Selama berada di penjara, pria yang akrab disapa ustaz Abu itu seringkali meminta buku tafsir dan hadist untuk dibaca di dalam tahanan. Dirinya juga hanya ditemani satu orang narapidana lain untuk membantu kegiatan sehari-hari pria kelahiran Jombang tersebut.
BNPT Bantah Tak Izinkan Berobat