Rizal Ramli: Impor Saat Petani Panen, Lupa dengan Ajaran Bung Karno
Rizal Ramli, menyambangi kediaman putri proklamator Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri,
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM JAKARTA-Tokoh Dr. Rizal Ramli, menyambangi kediaman putri proklamator Bung Karno, Rachmawati Soekarnoputri, di Jalan Jati Padang Raya 54 A, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (6/3/2018) kemarin.
Pertemuan kedua tokoh yang berlangsung tertutup itu membahas sejumlah permasalahan bangsa terkini, termasuk kebijakan pemerintah yang dianggap sudah melenceng dari ajaran Bung Karno.
"Kok bisa dan tega ajaran Bung Karno, Trisaksi hanya dijadikan lipstik pencitraan, hanya jadi alat digunakan untuk meyakinkan rakyat, dengan mudah melupakan Trisakti, dengan mudah melupakan kemandirian," kata Rachmawati.
Dalam kesempatan itu, Rizal Ramli sependapat dengan pernyataan Rachmawati. Menurut tokoh yang telah mendeklarasikan diri sebagai calon presiden ini, salah satu kebijakan pemerintah yang telah menyimpang dari ajaran Trisakti Bung Karno dan kemandirian bangsa adalah impor komoditas.
Ironisnya, impor dilakukan bersamaan musim panen raya.
"Impor kok bersamaan saat petani sedang panen. Misalnya, impor bawang disaat petani bawang sedang panen, impor beras disaat petani lagi panen raya, impor gula disaat petani tebu sedang panen. Ini betul-betul lupa dengan ajaran Bung Karno," tukas Rizal Ramli.
Rizal Ramli kemudian mengingatkan, negara yang maju seperti Jepang dan China, memiliki nasionalisme yang sangat kuat, sehingga ekonominya bagus. Para politisi di dua negara itu, sambung Rizal, juga tidak melupakan dan memanfaatkan petaninya untuk kepentingan politik.
"Jika pemimpin Indonesia sungguh menjalankan cita-cita Soekarno dalam mengimplementasikan Trisakti dan mewujudkan kemandirian bangsa, Indonesia pasti lebih maju dan dihormati oleh bangsa di dunia," ujar Rizal Ramli.
Sebagaimana diketahui, pada Senin (5/3/2018), Menko Perekonomian era Presiden Gus Dur dan Menko Kemaritiman era Presiden Jokowi itu mendeklarasikan diri sebagai Calon Presiden pada Pilpres 2019.
"Saya siap memimpin Indonesia agar lebih baik, lebih adil, dan lebih sejahtera," kata Rizal Ramli di kediamannya, Jalan Bangka IX No 49R, Jakarta Selatan.
Salah satu alasan yang membuat Rizal Ramli terpanggil untuk maju di Pilpres 2019 adalah berangkat dari kegelisahannya melihat kondisi ekonomi Indonesia yang stagnan di angka 5 persen dalam tiga tahun terakhir ini. Menurutnya, penyebab ekonomi yang tak beranjak naik itu akibat intervensi asing yang begitu kuat dalam memengaruhi kebijakan.
"Hal-hal seperti inilah yang mendorong saya memutuskan siap memimpin Indonesia. Dengan potensi SDA yang berlimpah, rakyat yang rajin dan ingin bekerja, saya yakin Indonesia bisa tumbuh 10 persen dalam periode 2019-2024. Dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, akan banyak tersedia lapangan kerja, upah meningkat, dan kemiskinan akan berkurang," pungkas Rizal Ramli.