Bela Dokter Terawan, Aburizal Bakrie Beberkan Pengalaman Seputar Metode 'Cuci Otak'
Keputusan IDI tersebut diambil setelah sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) PB IDI yang menilai Dokter Terawan melakukan pelanggaran etika
Penulis: Wahid Nurdin
TRIBUNNEWS.COM - Keputusan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) terhadap Kepala RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Brigjen TNI dr. Terawan Agus Putranto mengejutkan publik.
IDI memberikan sanksi pemecatan selama 12 bulan dari keanggotaan IDI kepada dokter Terawan dan pencabutan izin praktik akibat terapi pencucian otak yang ia terapkan.
Keputusan IDI tersebut diambil setelah sidang Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK) PB IDI yang menilai Dokter Terawan melakukan pelanggaran etika kedokteran.
Ketua MKEK IDI, Prio Sidipratomo, dalam surat PB IDI yang ditujukan kepada Perhimpunan Dokter Spesialis Radiologi Seluruh Indonesia (PDSRI) menyatakan bahwa dokter Terawan telah melakukan pelanggaran etik serius.
"Bobot pelanggaran Dokter Terawan adalah berat, serious ethical missconduct. Pelanggaran etik serius," sebutnya.
Terapi cuci otak Dokter Terawan menggunakan obat heparin guna menghancurkan plak tersebut.
Heparin dimasukkan lewat kateter yang dipasang di pangkal paha menuju sumber kerusakan pembuluh darah penyebab stroke di otak.
Meski dianggap melanggar kode etik, namun
banyak kalangan yang menilai metode yang diterapkan dokter Terawan merupakan sebuah terobosan, dan membuahkan hasil.
Pengakuan serupa diungkapkan Aburizal Bakrie.
Melalui akun Instagramnya, Ical menyayangkan keputusan pemecatan tersebut.
Ia bahkan dengan tegas membela dokter Terawan karena menurutnya metode 'cuci otak' telah menyelamatkan puluhan ribu orang.
Berikut tulisan selengkapnya:
Ramai diberitakan kabar Kepala RSPAD Mayjen TNI dr Terawan Agus Putranto, diberhentikan oleh IDI dengan alasan etik. Metode “cuci otak”nya dipermasalahkan, padahal dengan itu dia telah menolong baik mencegah maupun mengobati puluhan ribu orang penderita stroke.
Saya sendiri termasuk yang merasakan manfaatnya, juga Pak Tri Sutrisno, SBY, AM Hendropriyono, dan banyak tokoh/pejabat, juga masyarakat luas. Mudah menemukan testimoni orang yang tertolong oleh dr Terawan.
Inilah mengapa saya perlu ikut membela dia. Orang yang dengki terhadap keberhasilan orang lain, adalah orang yang tak pandai mensyukuri, bahwa Allah telah memberikan kelebihan pada siapapun yang dikehendakinya.
Mudah-mudahan KASAD sebagai atasannya dapat mengijinkan dr Terawan membela diri.
![Abu](http://cdn2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/abu_20180403_180425.jpg)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.