Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Politikus Golkar: Sepertinya Cak Imin Sudah Tak Sabar Ingin Jadi Wakil Presiden

Dalam konteks political game, kata dia, bagi Golkar apa yang dilakukan oleh Cak Imin itu wajar dan biasa saja.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Politikus Golkar: Sepertinya Cak Imin Sudah Tak Sabar Ingin Jadi Wakil Presiden
Warta Kota/Adhy Kelana
POSKO CINTA - Ketua Umum DPP PKB, Muhaimin Iskandar bersama para simpatisan PKB saat meresmikan posko Cinta (Cak Imin Untuk Indonesia) di Ciputat, Tanggerang Selatan, Jumat (6/4/2018). Posko ini didirikan untuk menghimpun dukungan kepada Cak Imin untuk maju sebagai Cawapres 2019 dan menampung aspirasi pemuda untuk tidak alergi berpolitik. (Warta Kota/Adhy Kelana) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Politikus Golkar angkat suara menanggapi deklarasi relawan yang mendukung mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Menurut Korbid Pemenangan Pemilu Sumatera DPP Partai Golkar, Ahmad Doli Kurnia, deklarasi tersebut sebagai sebuah manuver politik untuk meningkatkan bargaining position terhadap semua Capres, terutama Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Sepertinya Muhaimin ngebet benar dan sudah tidak sabar untuk menjadi Wakil Presiden," ujar Ahmad Doli dalam keterangannya kepada Tribunnews.com, Selasa (17/4/2018).

Dalam konteks political game, kata dia, bagi Golkar apa yang dilakukan oleh Cak Imin itu wajar dan biasa saja.

Namun, lanjut dia, sebagai partai politik yang sudah menyatakan pencalonan kembali Jokowi sebagai Presiden untuk masa jabatan yang kedua, bersama Nasdem, Hanura, PPP, dan PDIP, Golkar tentu belum bisa mengambil sikap terhadap keinginan Muhaimin.

Terutama untuk menjadi Cawapresnya Jokowi.

Baca: Sama-sama dari Militer, Gerindra Nilai Sulit Sandingkan Prabowo dan Gatot di Pilpres

Berita Rekomendasi

Karena menurut dia, hingga saat ini sesama partai politik pengusung Jokowi belum sampai pada pembicaraan mekanisme penetapan, apalagi penentuan nama Cawapres.

Masing-masing partai politik masih mengkaji, menimbang, dan menyusun opsi-opsi, termasuk opsi mempersiapkan Cawapres dari internal masing-masing partai.

"Kami di Golkar pun juga sedang mempertimbangkan aspirasi yang masuk dari bawah struktur partai yang menginginkan agar Airlangga Hartarto diusung juga sebagai Cawapres," tegasnya.

Karena hampir seluruh DPD Provinsi maupun Kabupaten/Kota menghendaki agar Ketua Umum Golkar itu diusung sebagai Cawapres.

Dalam konteks pencalonan Muhaimin, lebih jauh ia menjelaskan, seharusnya PKB paham bahwa dalam sistem politik kita, partai politik atau gabungan partai politiklah yang akan ikut menentukan dan mengusung pasangan Capres-Cawapres.

Oleh karena itu PKB mestinya saat ini mengambil posisi dan sikap yang jelas, menurutnya.

Yakni, apa masih menjadi bagian koalisi pemerintahan Jokowi-JK seperti selama ini atau tidak.

Bila masih, maka yang harus dilakukan adalah bergabung dan membangun komunikasi yang intensif dengan sesama partai politik pengusung Jokowi untuk membicarakan Cawapres, termasuk pencalonan Muhaimin.

Bukan bermanuver terus di wilayah wacana publik.

"Kecuali kalau Muhaimin dan PKB sudah berketetapan hati ingin menjadi Cawapres dari Capres selain Jokowi," jelasnya.

Sementara itu Wakil Sekjen PKB, Daniel Johan mengaku kaget dengan munculnya deklarasi relawan yang mendukung mantan Panglima TNI Gatot Nurmantyo dan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar atau Cak Imin maju dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019.

Daniel mengaku tak tahu ihwal munculnya deklarasi tersebut.

Ia menegaskan, PKB tidak ikut menginisiasi deklarasi Gatot-Cak Imin.

"Kami kaget dan tidak paham. Sama sekali tidak (PKB tidak ikut menginisasi)," ujar Daniel saat dihubungi, Senin (16/4/2018).

Padalah sebelumnya santer dikabarkan Cak Imin akan disandingkan sebagai cawpares Jokowi.

Daniel mengatakan, saat ini PKB tengah fokus mendukung Cak Imin sebagai cawapres Joko Widodo.

PKB, kata Daniel, masih punya keyakinan Joko Widodo akan menggaet Cak Imin sebagai cawapres.

Hingga saat ini, belum ada opsi lain, termasuk memasangkan Cak Imin dengan Gatot Nurmantyo.

Selain itu, kader di sejumlah daerah telah menginisiasi sejumlah posko dukungan Jokowi dan Cak Imin sebagai capres-cawapres 2019.

"PKB fokus dengan Jokowi-Cak Imin. Sejauh ini karena yakin (Cak Imin jadi cawapres Jokowi) makanya belum memikirkan yang lain," kata Daniel.

Sebelumnya, Kelompok Pro-1 mendeklarasikan dukungan kepada Gatot Nurmantyo dan Cak Imin sebagai calon presiden dan calon wakil presiden untuk 2019.

Mereka membentuk kelompok relawan dengan nama Pondok Gatot-Muhaimin.

Ketua Pro-1 Nasional Baihaqi Maisin mengatakan, kelompoknya melihat Gatot dan Muhaimin sebagai pasangan ideal untuk menjadi poros baru dalam Pemilihan Presiden 2019.

"Dengan pertimbangan dalam segala hal serta melihat perkembangan politik dan demokrasi yang ada, kami usung pasangan Gatot dan Muhaimin sebagai capres dan cawapres," ujar Baihaqi dalam konferensi pers di Jakarta, Sabtu (14/4/2018).

Baihaqi mengungkap alasan memilih mantan Panglima TNI (Purn) Gatot Nurmantyo sebagai calon presiden yang akan mendampingi Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar.

Salah satunya karena Presiden Joko Widodo belum menyambut baik ajakan berkoalisi dengan Muhaimin yang telah dideklarasikan relawan Join, akronim dari Jokowi-Muhaimin.

Sehari setelahnya, Forum Komunikasi Ustazah (Fokus) mendeklarasikan dukungan kepada Gatot dan Cak Imin sebagai capres-cawapres di Pilpres 2019.

"Kami meminta kepada Bapak Gatot Nurmantyo dan Muhaimin Iskandar sebagai pasangan calon presiden dan wakil presiden pada Pilpres 2019-2024," ujar Koordinator Fokus Ida Mursidah saat deklarasi di kawasan Duri Kepa, Jakarta Barat, Minggu (15/4/2018).

Ida mengatakan, pada masa mendatang Indonesia membutuhkan pemimpin yang amanah, gagah, dan merakyat dalam menjalankan tugas kenegaraan.

Ia menilai, sosok Gatot dan Cak Imin mampu memahami dan memberikan jalan keluar permasalahan bangsa, terutama dalam bidang ekonomi.

"Pemimpin yang agamis, amanah, gagah, dan merakyat untuk Indonesia dalam menjalankan tugas kenegaraan, mampu memahami dan memberikan jalan keluar setiap permasalahan bangsa. Memiliki semangat dan fisik yang kuat dalam memikul amanah umat," kata Ida.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas