Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kritisi Gatot, Tsamara: Masa Iya Tempat Suci Mau Direndahkan Sebatas Politik Partisan

Gatot Nurmantyo mengaku sakit hati karena dilarang menggunakan masjid sebagai ajang berpolitik.

Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Kritisi Gatot, Tsamara: Masa Iya Tempat Suci Mau Direndahkan Sebatas Politik Partisan
Kolase TribunWow
Tsamara Amany-Gatot Nurmantyo 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amany kembali menegaskan masjid tidak boleh dipakai untuk bicara pemenangan partai politik tertentu atau kandidat tertentu.

Hal itu disampaikan alumni jurusan Ilmu Politik di Universitas Paramadina itu mengklarifikasi komentarnya untuk Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo yang ramai diperbincangkan.

Gatot Nurmantyo mengaku sakit hati karena dilarang menggunakan masjid sebagai ajang berpolitik.

Alasannya menurut Tsamara, ada banyak orang punya beragam pilihan politik dan mereka semua berkumpul di masjid untuk beribadah kepada Tuhan.

"Masa iya tempat suci yang jauh di atas politik mau direndahkan sebatas politik partisan," tegas Tsamara Amany kepada Tribunnews.com melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp, Senin (7/5/2018).

Baca: Gatot Nurmantyo Sakit Hati Dilarang Bahas Politik di Masjid, Tsamara: Kepentingan Pribadi Gak Pantas

Kalau bicara soal politik bangsa seperti pentingnya memerangi korupsi, kata dia, itu tidak apa-apa.

Berita Rekomendasi

Ia pun mengaku tidak takut mengkritisi mantan Panglima TNI Gatot terkait membahas politik di Masjid.

"Mengapa harus takut? Kita hidup di alam demokrasi di mana kita bebas mengkritik siapapun."

"Yang penting kritiknya fokus pada substansi, bukan serangan personal. Selama fokus pada substansi, tidak ada yang salah."

"Apalagi Pak Gatot sebagai mantan Panglima TNI yang saya yakini mencintai Indonesia pasti akan terbuka menerima kritik," ucapnya.

Sebelumnya juga Minggu (6/5/2018), Tsamara menegaskan seharusnya Gatot bisa membedakan antara politik praktis dan politik kebangsaan.

Tsamara menambahkan, apa yang disampaikannya dengan menyebutkan contoh rasulullah yang membahas politik pemerintahan saat di Raudhah, tentunya berbeda dengan apa yang dilakukan Gatot.

"Saya yakin sebagai mantan pimpinan dari TNI yang melahirkan para pejuang penjaga NKRI, Pak Gatot sadar betul bahwa yang dilarang adalah bicara politik praktis yang pasti bersifat partisan," ujar Tsamara, dalam keterangan tertulisnya, Minggu (6/5/2018).

Sehingga Gatot, kata politisi muda itu, tidak perlu merasa sakit hati lantaran pelarangan berpolitik di rumah ibadah tersebut.

"Jadi tidak perlu sampai sakit hati,” kata Tsamara.

Sebelumnya, mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Gatot Nurmantyo mengaku sakit hati jika ada pelarangan membahas politik di masjid.

"Sakit (hati) saya, kalau ada yang bilang masjid dilarang untuk bicara politik," kata Gatot saat mengikuti dialog di Masjid Kampus UGM Yogya, Jumat (4/5/2018).(*) 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas