Sekelumit Kisah Wanita Berusia 82 Tahun Memilih Jadi Anak Kost Hingga Menjadi Korban Ledakan Bom
Jenazah Mayawati (82) tiba di Rumah Persemayaman Yayasan Gotong Royong, Kota Malang, Senin (14/5/2018) siang.
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, MALANG – Jenazah Mayawati (82) tiba di Rumah Persemayaman Yayasan Gotong Royong, Kota Malang, Senin (14/5/2018) siang.
Mayawati adalah korban pemboman di Gereja Santa Maria Tak Bercela, Surabaya.
Kedatangan jenazah itu disusul keluarga korban.
Meskipun Mayawati tidak memiliki suami, namun para keponakan dan keluarga lainnya terlihat datang melayat.
Baca: Seorang Polisi Korban Ledakan Bom Di Polrestabes Surabaya Ternyata Anak Kepala Dispora Kota Blitar
Keponakan Mayawati, Maria Hamdani (45) menceritakan, saat peristiwa, ia sempat berkomunikasi dengan Mayawati sekitar pukul 4 pagi.
Pagi itu, Mayawati mengabari Maria bahwa dirinya akan ke Gereja Santa Maria Tak Bercela.
"Tante saya memang rutin ke gereja Santa Maria Tak Bercela setiap Minggu, tempat tinggalnya juga dekat di kawasan Ngagel," ungkap Maria Senin (14/5/2018).
Baca: Menguak Mobil Kepresidenan Anti Peluru Jokowi, Begini Jadinya Jika Terjadi Ledakan dari Kolong
Mayawati datang ke gereja dengan menumpang taksi.
Ia berangkat dari rumah kostnya di Jalan Ngagel, Surabaya.
Meskipun punya rumah sendiri, namun Mayawati memilih ngekost.
Maria mengatakan, Mayawati memang terkesan nyaman hidup sebagai anak kos.
"Kemarin sebelum berangkat, pamit ke saya. Naik taksi ke gereja," ungkap Maria.
Baca: Jokowi Ingatkan Perbedaan Dalam Pesta Demokrasi Jangan Sampai Merusak Kerukunan
Sekitar pukul 7.30, maria mendengar adanya informasi bom di gereja Santa Maria Tak Bercela.
Awalnya Maria tak khawatir dan tak mengira kalau Mayawati akan menjadi korban dalam peristiwa itu.