"Dari usulan kami, Wapres menyimpulkan target minimumnya dan kemudian merekomendasikan kepada Menteri Keuangan," kata Pakde Karwo yang juga gubernur dua periode ini.

Oleh karena perannya tersebut, Pakde Karwo juga sering bertemu dengan kepala daerah di lintas daerah. Mulai dari sesama gubernur hingga walikota dan bupati.

"Sehingga saya juga pergi ke Tarakan untuk bertemu Asosiasi Walikota. Termasuk dengan bertemu Asosiasi Bupati," kata Pakde Karwo yang juga menjabat Anggota Majelis Tinggi DPP Partai Demokrat ini.

Bukan hanya itu, sebagai bukti kepedulian terhadap perekonomian nasional, Pakde Karwo juga bertemu dengan Bank Indonesia.

"Hari ini saya juga bertemu dengan Bank Indonesia untuk merumuskan kesulitan republik ini. Tujuannya, untuk menemukan rumusan baru terhadap neraca berjalan kita di nasional yang minus," ujarnya.

Di bawah kepemimpinan Pakde Karwo, tingkat pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur memang cenderung berada di tingkat pertumbuhan secara nasional.

Misalnya untuk pertumbuhan ekonomi Jawa Timur (Jatim) selama triwulan I 2018 mencapai 5,5 persen.

Pertumbuhan tersebut lebih tinggi dibanding laju pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,1 persen.

Hal ini pula yang menjadi alasan beberapa pihak harus memilih Pakde Karwo sebagai pendamping Jokowi.

Tagar #JokowiKarwo merujuk pada akronim Jokowi dan Pakde Karwo ini merajai berbagai lini masa media sosial beberapa hari ini.

Ada pula berbagai akronim lain. Di antaranya, Jowo lengkap slogan "Lanjutkan Pembangunan Indonesia".