Masa Tanggap Darurat Diperpanjang hingga 25 Agustus, Korban Meninggal Tercatat 387 Orang
Gubernur Nusa Tenggara Barat memutuskan untuk memperpanjang 14 hari masa tanggap darurat yaitu terhitung Minggu (12/8/2018) hingga Sabtu (25/8/2018).
Penulis: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Memasuki hari keenam pasca gempa bumi 7 SR yang mengguncang wilayah di Nusa Tenggara Barat dan Bali, penanganan darurat masih terus diintensifkan.
Masa tanggap darurat penanganan dampak gempa bumi di Nusa Tenggara Barat berakhir pada hari ini, Minggu (11/8/2018).
Namun mempertimbangkan masih banyak masalah dalam penanganan dampak gempa, Gubernur Nusa Tenggara Barat memutuskan untuk memperpanjang 14 hari masa tanggap darurat yaitu terhitung Minggu (12/8/2018) hingga Sabtu (25/8/2018).
Kondisi di lapangan masih banyak permasalahan, seperti masih adanya korban yang harus dievakuasi, pengungsi yang belum tertangani dengan baik, gempa susulan yang masih terus berlangsung bahkan gempa yang merusak dan menimbulkan korban jiwa, dan lainnya.
Dengan adanya penetapan masa tanggap darurat maka ada kemudahan akses untuk pengerahan personel, penggunaan sumber daya, penggunaan anggaran, pengadaan barang logistik dan peralatan, dan administrasi sehingga penanganan dampak bencana menjadi lebih cepat.
Baca: Cerita di Balik Koalisi Prabowo-Sandiaga, Setengah Jam Menyatukan Pendapat hingga Meyakinkan SBY
Berdasarkan data yang diterima Tribunnews dari Sutopo Purwo Nugroho, Kepala pusat Data Informasi dan Humas BNPB, hingga Sabtu (11/8/2018) hari ini tercatat 387 orang meninggal dunia denga sebaran Kabupaten Lombok Utara 334 orang, Lombok Barat 30 orang, Lombok Timur 10, Kota Mataram 9, Lombok Tengah 2, dan Kota Denpasar 2 orang.
Diperkirakan jumlah korban meninggal akan terus bertambah karena masih ada korban yang diduga tertimbun longsor dan bangunan roboh, dan adanya korban meninggal yang belum didata dan dilaporkan ke posko.
"Jika di Kabupaten Lombok Timur kemarin dilaporkan 11 orang meninggal dunia. Setelah diverifikasi ternyata terjadi pencatatan ganda. Satu korban dilaporkan 2 kali karena menggunakan nama panggilan dan nama lengkap.," kata Sutopo.
Sementara itu, sebanyak 13.688 orang luka-luka.
Pengungsi tercatat 387.067 jiwa tersebar di ribuan titik.
Baca: Kekhawatiran Wury Estu Handayani Jika Suaminya Maruf Amin Jadi Wakil Presiden
Ratusan ribu jiwa pengungsi tersebut tersebar di Kabupaten Lombok Utara 198.846 orang, Kota Mataram 20.343 orang, Lombok Barat 91.372 orang, dan Lombok Timur 76.506 orang.
Angka pengungsi berubah-ubah karena banyak pengungsi yang pada siang hari kembali ke rumah atau menengok kebunnya, tetapi pada malam hari kembali ke pengungsian.
Selain itu menurut Sutopo, belum semua titik pengungsi terdata.
Juga terdapat sebagian warga yang harusnya tidak perlu mengungsi karena kondisi rumah masih berdiri kokoh tanpa kerusakan tetapi ikut mengungsi karena trauma dengan gempa.