Kubu Prabowo Kritik Penyelenggaraan Pertemuan Tahunan IMF-World Bank di Bali yang Terlalu Mewah
"Bahkan kalau makan disediakan minuman, potato chips, snack. kagak ada tuh maka-makan, bayar sendiri kalau mau makan," katanya
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kubu Pasangan Capres dan Cawapres nomor urut 02 Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengkritik penyelenggaraan pertemuan tahuan IMF-World Bank atau International Monetary Fund and the World Bank (IMF-WB) Annual Meetings (AM) yang digelar 8-14 Oktober mendatang di Bali.
Tim ekonomi Prabowo-Sandi, Rizal Ramli mengatakan penyelenggara tersebut terlalu mewah karena menghabiskan anggaran hampir 70 juta dolar Amerika atau sekitar Rp 800 miliar lebih.
Baca: Sepekan Berlalu, Tim SAR Perancis Tak Temukan Tanda Kehidupan Di Rerentuhan Hotel Di Palu
Padahal, menurutnya penyelenggaraan konferensi seperti itu tidak lebih dari 10 juta dolar Amerika.
"Menyangkut sidang Bank Dunia di Bali memang dari segi biayanya luar biasa besar, 830 miliar, ada estimasi lain-lain mungkin lebih besar lagi. itu nyaris 70 juta USD. setahu saya ngadain konferensi internasional biasanya 10 juta dollar sudah hebat, mewah," kata Rizal dalam konferensi pers di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara nomor 4, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat, (5/10/2018).
Baca: Jual Saham Saratoga Sandiaga Uno Beli Surat Utang Negara, Terungkap Tujuan Sebenarnya
Baca: Rupiah Tembus 15 Ribu per Dolar AS, Iwan Fals Singgung Mata Uang Zimbambwe
Menurut Rizal, Indonesia hanya bertugas sebagai tuan rumah, yang menyediakan venue atau arena, konsumsi dan akomodasi.
Seharusnya pemerintah dapat melakukan penghematan penyelenggaraan tersebut.
"Pemerintah kan bisa menghemat misalnya menteri keuangan, bank-bank, supaya klien yang paling kaya pinjemin mobil dua minggu, pasti dikasih. jadi ada cara-cara untuk menghemat," katanya.
Menurut Rizal yang pernah menjabat sebagai menteri ekonomi tersebut, pesta kemewahan penyelenggara pertemuan IMF-WB tersebut sangat luar biasa.
Dari pengalaman mengikuti pertemuan tersebut, kata Rizal penyelenggaraan di Indonesia terlampau mewah.
"Saya kira tidak ada pesta bank dunia seperti ini di negara lain. biasa-biasa saja. bahkan kalau makan disediakan minuman, potato chips, snack. kagak ada tuh maka-makan, bayar sendiri kalau mau makan," katanya.
Rizal mengaku sangat sedih sekali melihat pemerintah mengalokasin dana sangat besar untuk pertemuan tersebut.
Padahal Indonesia saat ini dalam kondisi prihatin dengan sejumlah bencana alam yang melanda mulai dari gempa lombok hingga gempa dan tsunami di Palu-Donggala, Sulawesi Tengah.
"Kami sedih sekali. kok dalam suasana keprihatinan, bencana di Donggala, Palu, Lombok kok semangat kemewahannya ini luar biasa," pungkasnya.
Untuk diketahui Indonesia menjadi tuan rumah penyelenggara pertemuan tahunan dana moneter internasional-bank dunia pada 8-14Oktober 2018.
Baca: Polrestabes Surabaya Selidiki Dugaan Penjualan Bayi Melalui Instagram
Persiapan penyelenggaraan kini telah mencapai 90 persen.
Meski pemerintah mengalokasikan dana Rp 810 miliar, namun Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) memperkirakan bahwa pertemuan tersebut akan berdampak pada perekonomian di Bali senilai Rp 5,9 triliun.