Presiden Jokowi Ingin Para Santri Cinta Bangsa dan Berakhlakul Karimah
Presiden juga berpesan agar kita tidak mudah percaya pada hoaks atau fitnah yang ada di media sosial.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG - Presiden Joko Widodo menghadiri acara Malam Puncak Hari Santri 2018. Acara ini digelar di Lapangan Gasibu, Kota Bandung, Jawa Barat, Minggu malam, 21 Oktober 2018.
Dalam sambutannya, Presiden menyampaikan bahwa menjadi santri adalah menjadi Islam yang cinta bangsa, menjadi muslim yang religius, menjadi santri yang berakhlakul karimah dan sekaligus nasionalis sebagaimana ditauladankan oleh para kiai, ajengan, dan ulama.
"Sejarah telah mencatat peran besar para ulama, para kiai, para santri dalam masa perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia, dalam menjaga Pancasila, dalam menjaga NKRI, dan selalu memandu ke jalan kebaikan, ke jalan kebenaran, ke jalan kemajuan," kata Presiden.
Baca: Nama Kaesang Tak Masuk Biodata Keluarga Jokowi , Wikipedia Beri Jawaban Ini
Peringatan Hari Santri yang ditetapkan melalui Keputusan Presiden No 22 Tahun 2015 menurut Presiden merupakan sebuah bentuk penghormatan dan rasa terima kasih negara terhadap kontribusi para kiai, alim ulama, santri, dan seluruh komponen bangsa yang mengikuti teladan alim ulama.
"Kita patut bersyukur Indonesia dipandu oleh tradisi kesantrian yang kuat. Tradisi penghormatan dan penghargaan yang tinggi kepada sesama, menjunjung tinggi prinsip habluminallah dan habluminannas," ujarnya.
Senada dengan tema acara "Bersama Santri, Damailah Negeri", Presiden pun mengajak seluruh pihak untuk bersama-sama menjaga kerukunan, persatuan, dan persaudaraan antarsesama anak bangsa.
Apalagi mengingat Indonesia adalah negara yang dianugerahi Allah dengan berbagai keragaman.
"Oleh sebab itu, dalam rangka menjaga rumah kita bersama, yang namanya NKRI, mari kita jaga persatuan karena aset terbesar bangsa ini adalah persatuan, kerukunan, dan persaudaraan," tuturnya.
Untuk menjaga persatuan ini, Presiden juga berpesan agar kita tidak mudah percaya pada hoaks atau fitnah yang ada di media sosial.
Menurutnya hal ini sering muncul terutama saat menjelang pesta demokrasi seperti pemilihan bupati, wali kota, gubernur, hingga pemilihan presiden.
"Silakan, para santri beda pilihan tidak apa-apa. Namanya beda pilihan. Setiap 5 tahun pasti ada. Ini pilihan politik, tapi jangan sampai muslim saling fitnah, sesama saudara sebangsa setanah air saling menjelekkan," titipnya.
Pada acara tersebut juga diberikan penghargaan kepada para juara Santri Millenial Competition. Hadiah diserahkan langsung oleh Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin.
Selesai acara, Presiden menyempatkan turun dari panggung untuk bersalaman dengan para santri.
Momen ini disambut meriah para santri yang datang dari berbagai daerah untuk bersalaman dan berfoto dengan orang nomor satu di Republik ini.
Turut mendampingi Presiden dalam acara ini antara lain, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, dan Wali Kota Bandung Oded Muhammad Danial.