Pakar Psikologi Sebut Gaya Kampanye Brabowo Mirip Donald Trump
Anggota Dewan Pers menyebut pernyataan calon presiden Prabowo Subianto media massa di Indonesia telah memanipulasi demokrasi sebagai "kesalahan besar
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Dewan Pers menyebut pernyataan calon presiden Prabowo Subianto media massa di Indonesia telah memanipulasi demokrasi sebagai "kesalahan besar".
Prabowo menyampaikan pernyataan tersebut karena menganggap "media tak berimbang memberitakan aksi reuni 212 di Monas".
Anggota Dewan Pers, Hendry Ch Bangun, mengatakan Prabowo semestinya membaca dan mempelajari lagi undang-undang tentang pers.
Menurut dia, keputusan media tak menjadikan reuni 212 sebagai berita utama menunjukkan independensi sebab media harus bebas dari tekanan.
"Ketika menurunkan sebuah headline, media mempertimbangkan dengan baik visi dan misinya."
"Jika dikatakan tidak independen, salah besar."
"Sebab jika media menulis karena tekanan, justru tidak independen," jelas Hendry Ch Bangun dilansir BBC News Indonesia.
"Lagi pula, setiap media punya agenda masing-masing," sambungnya.
Saat berpidato di acara peringatan Hari Disabilitas Internasional, Prabowo menyampaikan "kekesalannya" karena tidak semua media meliput dan menulis reuni 212 dihadiri "11 juta orang lebih".
Padahal baginya, aksi tersebut belum pernah terjadi dan merupakan kejadian pertama manusia berkumpul tanpa dibiayai oleh siapa pun.
"Tiap hari ada kira-kira lima hingga delapan koran dateng ke tempat saya."
"Saya hanya mau lihat, bohong apa lagi nih?"
"Bohong apa lagi nih?"