Pakar Psikologi Sebut Gaya Kampanye Brabowo Mirip Donald Trump
Anggota Dewan Pers menyebut pernyataan calon presiden Prabowo Subianto media massa di Indonesia telah memanipulasi demokrasi sebagai "kesalahan besar
Editor: Sugiyarto
Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Habiburokhman, mengatakan media tidak akurat karena hanya menyebut puluhan ribu.
Selain itu, pemberitaan tentang reuni 212 di beberapa media, diklaim sangat minim dan tidak proporsional.
Sehingga menurutnya, wajar jika Prabowo mengkritik hal tersebut.
Gerindra mempertimbangkan untuk melaporkan persoalan ini ke Dewan Pers.
"Jika dibilang 50 ribu ya kelewatan."
"Sebab faktanya ada kejadian begitu besar, melibatkan demikan besarnya orang, kemudian diberitakan hanya sekian."
"Bahkan ada yang tidak memberitakan. Wajar dong dikritik?" ucap Habiburokhman.
Habiburokhman mengatakan pihaknya juga sedang mendata sejumlah media online yang "sengaja menyudutkan dan mencitrakan Prabowo negatif dalam pemberitaan".
Ia mencontohkan berita mengenai Prabowo kesulitan ajukan kredit ke Bank Indonesia.
"Itu kan bahasa spontan saja."
"Tapi yang kami curigai, media menggorengnya seolah-olah menunjukkan Prabowo bodoh dan tidak paham BI tidak bisa mengucurkan kredit," imbuhnya.
"Kalau orang normal, pasti tidak ada kecenderungan keinginan mem-framing."
"Seharusnya dipahami yang dimaksud Prabowo adalah bank-bank di Indonesia."