Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Bandingkan Puisi Fadli Zon dengan Goenawan Mohamad, Karyono Bilang Bagai Bumi dan Langit

Dalam tahun politik seperti saat ini, Karyono melihat puisi Wakil Ketua DPR itu sebagai bentuk kapitalisasi doa.

Penulis: Chaerul Umam
Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Bandingkan Puisi Fadli Zon dengan Goenawan Mohamad, Karyono Bilang Bagai Bumi dan Langit
Chaerul Umam/Tribunnews.com
Waketum Partai Gerindra, Fadli Zon. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik yang juga Direktur Indonesia Public Institute (IPI) Karyono Wibowo mengibaratkan puisi buatan Fadli Zon yang berjudul "Doa yang Ditukar" bagai menepuk air di dulang terpercik sendiri.

Hal itu disebutnya karena puisi tersebut malah membuat malu Fadli Zon.

"Saya bilang puisinya begitu karena ada kata-kata begal, kau begal. Selama ini yang biasa membegal itu siapa?" kata Karyono dalam diskusi bertajuk 'Politik Dajjal? Begal Doa Kiai', Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2019).

"Nah kalau kita runut setelah doanya Mbah Maimun kemudian beredar video yang dipenggal-penggal, yang membegal doanya Mbah Maimun itu siapa," imbuhnya.

Baca: Protes Puisi Fadli Zon, GP Ansor Beri Waktu 5x24 Jam untuk Minta Maaf

Dalam tahun politik seperti saat ini, Karyono melihat puisi Wakil Ketua DPR itu sebagai bentuk kapitalisasi doa.

Itu dilakukan guna mendapatkan simpati publik demi kepentingan elektoral dalam pemilu.

"Jadi kita lihat kenapa Fadli Zon atau repsons dari kubu penantang Pak Jokowi yang tega mengkapitalisiasi doa atau istilahnya membegal doa ulama karismatik yang sangat disegani itu karena didorong oleh syahwat politik, syahwat kekuasaan yang terlalu besar," tegasnya.

BERITA REKOMENDASI

Selain itu, Karyono melihat diksi-diksi dalam puisi tersebut mengandung makna politis.

"Menurut saya puisi (Fadli Zon) ini jujur saya katakan puisi yang sangat jelek, kurang bagus. Nilai seninya juga datar, diksi-diksi narasi yang digunakan juga sangat jauh (kualitasnya) kalau dibandingkan dengam puisi Goenawan Mohamad atau dengam Kahlil Gibran. Itu antara bumi dan langit," tuturnya.

"Makanya saya ambil kesimpulan puisinya Fadli Zon lebih banyak pakai kata politis bukan puitis," pungkasnya.

Dikutip dari Wikipedia, Goenawan Mohamad disebut sebagai seorang sastrawan Indonesia terkemuka.

Dia memperoleh sejumlah penghargaan seperti di tahun 2006, Goenawan dapat anugerah sastra Dan David Prize, bersama esais dan pejuang kemerdekaan Polandia, Adam Michnik, dan musikus Amerika, Yo-yo-Ma.


Tahun 2005 ia bersama wartawan Joesoef Ishak dapat Wertheim Award.

Puisi Fadli Zon

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas