Tertangkap Karena Narkoba, Profil Andi Arief: Dari Jenderal Kardus Hingga 7 Kontainer Surat Suara
Andi diduga baru menggunakan sabu yang sesaat sebelum penggerebakan sabu beserta bong dibuang di kloset
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, MAKASSAR- Kabar mengejutkan datang dari kalangan politik.
Dilansir dari Tribunnews.com, politikus Partai Demokrat Andi Arief dikabarkan ditangkap di sebuah hotel di Slipi, Jakarta Barat, Minggu (3/3/2019).
Wasekjen Partai Demokrat ini ditangkap karena diduga mengkonsumsi narkoba.
Sumber di kepolisian yang dihubungi Tribunnews hanya menjawab singkat ketika dimintai komentarnya.
Informasi yang didapat Tribunnews menyebutkan, pada hari Minggu, 3 Maret 2019 telah diamankan seorang pria yang diduga politikus Partai Demokrat an Andi Arief bersama dengan seorang wanita oleh Tim NIC Dittipidnarkoba Bareskrim Polri.
Andi diduga baru menggunakan sabu yang sesaat sebelum penggerebakan sabu beserta bong dibuang di kloset. Berdasarkan info yang didapat Tribunnews, saat ini Andi Arief berada di Mabes Polri.
Siapa Andi Arief?
Dilansir dari wikipedia, Andi Arief adalah seorang politikus dan mantan aktivis asal Indonesia. Andi menjabat sebagai Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat sejak tahun 2015.
Baca: Andi Arief Ditangkap karena Narkoba, Foto Bungkus Alat Kontrasepsi Ikut Beredar
Andi pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam dari tahun 2009 hingga 2014, pada masa kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Andi dikenal sebagai aktivis pro-demokrasi pada masa mudanya, ia aktif di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi (SMID) yang berafiliasi dengan Partai Rakyat Demokratik (PRD) pada pertengahan dekade 1990-an.
Baca: Sudah Absen Gelar 13 Tahun, Tunggal Putra Inggris Ini Ingin Juarai All England
Akibat kegiatan aktivismenya yang dianggap mengancam Orde Baru, ia menjadi salah satu korban penculikan aktivis pada tahun 1998.
Aktivis 98
Dilansir cnnnewes, pada 1998 silam, Andi termasuk salah satu dari belasan aktivis mahasiswa yang diculik karena dianggap membahayakan rezim Orde Baru.
Tim Mawar beranggotakan sejumlah personel Kopassus diduga menjadi dalang penculikan aktivis dan mahasiswa. Kebetulan, Prabowo adalah Komandan Jenderal Kopassus kala itu.