Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sambil Memangku Cucunya, Seorang Ibu Menangis di Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI

Sambil menggendong seorang anak, ibu berpakaian dan berhijab merah muda berusia sekitar 50 tahun memasuki ruang rapat Komisi VIII DPR RI

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Adi Suhendi
zoom-in Sambil Memangku Cucunya, Seorang Ibu Menangis di Ruang Rapat Komisi VIII DPR RI
Tribunnews.com/ Rizal Bomantama
Pimpinan Komisi VIII DPR RI I Gusti Agung Putri Astrid, Rahayu Saraswati Djojohadikusumo, dan Diah Pitaloka (coklat) menerima masukan dari perwakilan lembaga perhimpunan penyandang disabilitas, Maulani Rotinsulu (hitam) dari Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) mengenai percepatan pembahasan RUU PKS di Kompleks Senayan, Jakarta Pusat, Jumat (8/3/2019). 

“Di KUHP tak ada perlindungan saksi dan korban dari disabilitas, hal yang paling sudah dibuktikan dari pelecehan seksual adalah apakah dia dipaksa, sementara penyandang disabilitas cenderung punya posisi lemah, tidak berdaya, dan dalam ketakutan karena posisi mereka, KUHP masih sangat lemah,” tegasnya.

Menjawab masukan itu Rahayu Saraswati sebagai pimpinan audiensi meminta kepada lembaga perhimpunan penyandang disabilitas untuk melanjutkan lobi kepada pimpinan-pimpinan fraksi di DPR RI sebelum pembahasan di Panja dan Komisi VIII DPR RI dimulai.

“Kami memastikan bahwa semua proses sudah berjalan, draft RUU PKS sudah sampai kepada kami, tapi pembahasan baru bisa dilakukan mulai Mei 2019 karena antre dengan RUU lain yang terlebih dahulu sudah masuk prolegnas,” jelas Saras.

Baca: Bertemu di Bandara, Ashanty Abadikan Momen Saat Luna Maya Peluk Erat Sosok Ini: Alaaaaaah

“Dengan begitu kami harap rekan-rekan sekalian membantu kami dengan melakukan lobi dengan pimpinan fraksi di DPR RI agar mereka juga mendorong pembahasan RUU PKS segera diselesaikan, karena percayalah kepada kami setiap fraksi pasti memiliki pemahaman yang berbeda-beda,” tegasnya.

Lembaga perhimpunan yang ikut dalam audiensi itu antara lain Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI), Perhimpunan Jiwa Sehat Indonesia (PJSI), Persatuan Tuna Netra Indonesia (Pertuni).

Kemudian Gerakan Untuk Kesejahteraan Tuna Rungu Indonesia (Gerkatin), Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI), Ikatan Sindroma Down Indonesia (ISDI), Sasana Inklusi dan Gerakan Advokasi Difabel (SIGAB), dan Sentra Advokasi Perempuan Difabel dan Anak (SAPDA).

Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas