Alami Kejadian Tak Wajar Sebelum Akunnya Diretas, Ferdinand: Jika Benar Dia, Saya Cabuti Kukunya
Ferdinand Hutahaean mengatakan, intensitas dirinya dibuntuti, semakin sering satu bulan belakangan sebelum akun Twitter-nya diretas.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
Tribun : Menurut Anda, peretas melakukan hal sistematis?
Ferdinand : Iya mereka ada yang mengorder, ada yang memerintah dan ada yang membina dan membayar. Terhubung dengan lawan politik atau tidak? Apakah ada garis komando? Bisa saja, tapi saya tidak tahu. Tapi ini pasti ada keterlibatan elit politik dekat penguasa.
Tribun : Tujuannya menurut anda?
Ferdinand : Menghabisi Opinion Maker. Kami menjadi terbatas ruangnya untuk menyampaikan ke publik. Di politik ini biasa main di Twitter, maka dihabisi lah ini. Dari Twitter ini bisa viral kemana-kemana.
Mereka menghabisi setengah mulut kami. Corongnya ditutup. Membatasi kami untuk menyampaikan ke publik. Dilihat lebih lanjut, mereka harusnya kubu sebelah, karena motifnya jelas urusan politik. Mereka melakukan pembusukan ke orang-orang 02.
Tribun : Target peretasan?
Ferdinand : Swing voters. Target mereka yang swing itu pindah ke mereka karena masih ada 20 persen yang belum menentukan. Tapi, publik sudah mengerti apa yang mereka lakukan dan saya yakin tidak ada yang pindah.
Tribun : SBY sudah tahu hal ini? Apa tanggapannya?
Ferdinand : Sudah kemarin. Dia bilang agar saya sabar. Sebentar lagi Pemilu selesai.
Tribun : Apakah sudah menggerus elektabilitas?
Ferdinand : Tidak. Saya setelah kejadian ini, turun ke Dapil saya dan mereka tidak ada yang percaya. Masyarakat dapil saya sudah bilang kalau ini fitnah dan harus dicari oleh pihak kepolisian. Mereka bicara padahal saya belum bicara soal itu.
Tribun : Sudah tahu siapa peretas?
Ferdinand : Saya sudah bentuk tim untuk mencari. Tim meminta waktu tiga hari. Mereka sudah menunjukkan bukti awal dan saya akan serahkan ke kepolisian.
Ada enam alamat email yang mengakses akun saya. Ada satu yang namanya sering koar-koar di Twitter. Jika dia, saya cabuti kukunya. (amriyono prakoso)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.