Alami Kejadian Tak Wajar Sebelum Akunnya Diretas, Ferdinand: Jika Benar Dia, Saya Cabuti Kukunya
Ferdinand Hutahaean mengatakan, intensitas dirinya dibuntuti, semakin sering satu bulan belakangan sebelum akun Twitter-nya diretas.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum DPP Demokrat, Ferdinand Hutahaean menceritakan bagaimana dirinya merasa telah diintai dan diikuti oleh orang tidak dikenal sebelum akun Twitter-nya diretas.
Menurut pengakuan Ferdinand Hutahaean, intensitas dirinya dibuntuti, semakin sering satu bulan belakangan.
Bahkan, orang-orang itu, sampai mengetuk rumahnya untuk seolah-olah memberikan barang atau kiriman paket.
"Rumah saya sering sekali didatangi oleh orang yang tidak dikenal. Masih untung pembantu saya, saya bilang jangan bukakan pintu untuk siapapun. Pembantu saya bilang "Pak tadi ada yang nyari" dan macam-macam itu. Orangnya ada yang naik motor, ada yang pura-pura antar paket," kata Ferdinand Hutahaean saat berbincang bersama Tribun di salah satu cafe di Jakarta, Jumat (5/4/2019).
Ferdinand Hutahaean melanjutkan, terkadang dia harus meminggirkan kendaraannya ke SPBU atau tempat cucian mobil untuk mengalihkan perhatian.
Atau setidaknya, sampai keadaan benar-benar tenang dan tidak ada lagi yang mengikuti.
Kendati demikian, ia menjelaskan sudah mendeteksi enam akun email yang masuk ke dalam akun twitter-nya.
Keenam akun tersebut merupakan nama-nama orang Indonesia dan berada di Jakarta, Bandung dan satu di Singapura.
Tak cukup sampai disitu, satu akun memakai nama orang yang cukup terkenal di dunia Twitter.
"Ada enam alamat email yang mengakses akun saya. Ada satu yang namanya sering koar-koar di Twitter. Jika benar dia, saya cabuti kukunya," kata Ferdinand Hutahaean.
Berikut petikan wawancara Tribun bersama dengan Ferdinand Hutahaean mengenai kasus peretasan yang menimpa dirinya:
Baca: Polda Bali Tolak Penangguhan Penahanan Mantan Wagub Bali Ketut Sudikerta
Tribun : Apakah benar merasa diintai sebelumnya?
Ferdinand : Oh iya, rumah saya sering sekali didatangi oleh orang yang tidak dikenal. Masih untung pembantu saya, saya bilang jangan buka kan pintu untuk siapapun. Pembantu saya bilang "Pak tadi ada yang nyari" dan macam-macam itu.
Orangnya ada yang naik motor, ada yang pura-pura antar paket. Makanya, saya tidak pernah pesan dan dikirim ke rumah. Pasti ke DPP atau ke kantor saya. Kecuali kalau sudah konfirmasi dulu ke saya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.