TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Komisioner KPU RI Ilham Saputra mempersilakan pembentukan tim investigasi untuk penyelidikan meninggalnya 540 petugas Pemilu di pesta demokrasi tahun ini.

"Silakan dibuat kalau memang dipandang perlu, siapa yang buat, silakan buat," kata Ilham di kantor KPU RI, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (7/5/2019).

Namun, Ilham mengatakan, bila hal tersebut dipandang dari sisi etika, usulan menginvestigasi apalagi meminta otopsi jenazah petugas Pemilu meninggal, dapat melukai perasaan keluarga yang ditinggalkan.

Sebab usulan tersebut sama saja menaruh curiga dari meninggalnya para petugas Pemilu.

"Kalau ada upaya meminta otopsi ya, kalau ada kecurigaan seperti itu, (kalau) soal etik, kita tidak menghargai perasaan keluarga. Kalau saya begitu lihatnya," ujar Ilham.

Pemerintah maupun publik seharusnya menghormati para pahlawan demokrasi tersebut. Karena mereka telah bekerja dengan begitu luar biasa mengawal proses penghitungan suara di tingkatan masing-masing.

Ilham pun mengimbau kepada seluruh pihak untuk menghormati apa yang sudah dikerjakan oleh para pahlawan demokrasi tersebut.

"Orang-orang itu adalah yang bekerja benar-benar fight, penuh integritas ya. Jadi mereka datang, kemudian ada perasaan yang belum selesai, mereka kembali lagi, dan memastikan. Tanpa istirahat, makan, dan sebagainya," kata dia.

"Tolong hormati kerja teman-teman yang udah maksimal," imbuhnya.

Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah mendesak Komisi II DPR untuk mendukung pembentukan tim investigasi untuk menyelidiki kematian para petugas KPPS yang berjumlah cukup massive.

Baca: Soal Temuan Mobil Bawa Ribuan Form C1, Polri: Itu Ranah Bawaslu

"Sebaiknya KPU terbuka. Dan nanti saya mengusulkan, karena mulai hari Rabu nanti masa sidang pertama dimulai, Komisi II sebaiknya mendukung dibentuknya tim investigasi khususnya kepada nyawa, kepada yang meninggal, bukan soal kecurangan," kata Fahri.

Fahri pun tak setuju bila harus membongkar makam petugas KPPS, namun cukup lewat investigasi lokasi kejadian, meninggalnya, dengan cara mewawancarai keluarga yang bersangkutan.

"Ini nyawa, fokus aja siapa yang meninggal, dimana, wawancara keluarganya," kata Fahri.