Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mantan Kepala BIN dan Jenderal (Purn) Blak-blakan Soal Kekuatan Massa Aksi 22 Mei Pendukung 02

"Kekuatan massanya sudah mulai ompong, yaitu massa yang terdiri dari sebagian mantan HTI, sebagian mantan PA 212, mantan GNPF Ulama, sudah pindah..."

Penulis: Malvyandie Haryadi
zoom-in Mantan Kepala BIN dan Jenderal (Purn) Blak-blakan Soal Kekuatan Massa Aksi 22 Mei Pendukung 02
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
FOTO Ilustrasi: Presiden Joko Widodo melakukan inspeksi pasukan saat upacara Peringatan HUT ke-72 TNI. 

Hendropriyono menyebut, mereka adalah orang-orang yang rela mengorbankan apa pun demi sebuah nama dan jabatan.

"Yang ingin dapat nama, singgasana. Saya tidak mengerti kenapa sampai hati mengorbankan anak-anaknya sendiri, untuk apa?" kata Hendropriyono.

Tidak dibenarkan dalam Pancasila

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono menyebutkan politik jalanan atau demonstrasi di jalanan yang akan melakukan aksinya di Komisi Pemilihan Umum dan Bawaslu menjelang pengumuman hasil Pemilu oleh KPU pada 22 Mei 2019 tidak dibenarkan dalam Pancasila.

"Politik jalanan atau demonstrasi di jalanan, baik damai maupun tidak damai tidak dibenarkan oleh Pancasila, politik jalanan seperti ini," kata Hendropriyono dalam sambutannya pada Acara Musyawarah Besar Kaum Muda Indonesia, di Gedung Joeang 45, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (19/5/2019).

Oleh karena itu, dirinya meminta agar masyarakat yang mendukung salah satu pasangan capres-cawapres untuk menghentikan pemikiran anehnya (aksi politik jalanan).

Peringatan Moeldoko

Berita Rekomendasi

Jenderal (Purn) TNI Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan kembali angkat suara soal gerakan 'people power' pada 22 Mei

Mantan Panglima TNI ini memberikan peringatan soal gerakan 'people power' yang menurutnya sangat merugikan semua warga dan negara.

Jenderal TNI Moeldoko menyebut pengumpulan massa saat penetapan hasil Pilpres 2019 pada 22 Mei mendatang bukanlah hal yang main-main.

Mantan Panglima TNI itu juga meminta agar isu pengumpulan massa pada 22 Mei dipahami betul oleh masyarakat mengenai dampak dan kerugiannya.

Baca: Mengenal Dora Sigar Ibunda Prabowo Subianto, Cinta Bersemi di Rumah Sakit

Baca: Kisah Pilu Anak Gajah di Thailand, Mati Kelelahan Usai Dipaksa Menari di Hadapan Pengunjung

Baca: Anjing Lumpuh Ini Selamatkan Bayi yang Dikubur Hidup-hidup oleh Ibunya

Baca: Dituduh Kirim Chat Mesum kepada Istri Anggota Dewan, Apa Kata Ketua Panwaslih Subulussalam?

"Ini harus dipahami betul oleh semua pihak, rencana ini bukan main-main tapi sungguhan," kata Moeldoko saat menghadiri buka bersama Tim Kampanye Nasional (TKN) di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (17/5/2019).

Moeldoko pun mengimbau agar seluruh masyarakat Indonesia tidak perlu berbondong-bondong ke sebuah tempat titik berkumpul.

Ia memperingatkan, hal itu pada akhirnya akan digunakan oleh kelompok tertentu untuk mencapai kepentingan mereka

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas