Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Atas Survei Pakar dan Public Opinion Makers, Menteri Milenial Dinanti, Kader NU Memberi Solusi

Stagnasi kepemimpinan nasional sejak masa reformasi dirasa perlu mendapat penyegaran. Era digital juga membawa beberapa nama anak muda Indonesia

Editor: FX Ismanto
zoom-in Atas Survei Pakar dan Public Opinion Makers, Menteri Milenial Dinanti, Kader NU Memberi Solusi
TRIBUNNEWS.COM/IST
Witjaksono, Ketua KorNas Pertanian PBNU-Kementan dan juga memangku sebagai Wakil Ketua Perkumpulan Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N) dan aktif dalam membina koperasi-koperasi binaan kerjasama dengan PBNU. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stagnasi kepemimpinan nasional sejak masa reformasi dirasa perlu mendapat penyegaran. Era digital juga membawa beberapa nama anak muda Indonesia meraih kesuksesan besar, hal ini membuat wacana hadirnya menteri milenial untuk mengisi kabinet Jokowi-Ma‟ruf Amin semakin menguat.

Menteri Milenial dipandang sebagai sebuah alternatif untuk menyegarkan pemerintahan nasional ditengah tren pemimpin muda dunia, seperti sosok Presiden Macron di Perancis dan Menteri Syed Saddiq di Malaysia.

Wacana menteri milenial menjadi bahasan hangat di tanah air setelah Presiden Joko Widodo melontarkan pernyataan tentang komposisi kabinet kedepan yang akan diisi oleh anak- anak muda.

Arus Survei Indonesia (ASI) melakukan Survei Pakar & Public Opinion Makers untuk Mencari Figur Milenial Potensial Jadi Menteri pada tanggal 26 Februari – 12 Maret 2019. Direktur Eksekutif Arus Survei Indonesia, Ali Rif'an menjelaskan tentang hasil surveinya yang melibatkan pakar dari berbagai disiplin ilmu dan tokoh masyarakat memunculkan beberapa nama milenial yang layak jadi menteri.

Dari kalangan profesional munculnya nama Emil Dardak, Nadiem Makarim, Achmad Zaky, Merry Riana sampai Witjaksono. Sedangkan dari partai politik kandidat teratas adalah Agus Harimurti Yudhoyono.

Berdasarkan kriteria dengan hasil survei maka setidaknya ada 3 nama yang kuat dan memenuhi persyaratan yaitu, nama Nadiem Makarim pendiri Go-Jek, pria berkelahiran Singapura pada 1984 yang sukses membuat Go-Jek menjadi perusahaan start-up terbesar di Indonesia dan memudahkan transportasi masyarakat Indonesia. Lalu nama Ahmad Zaky pendiri sekaligus CEO dari Bukalapak.com yang telah berperan aktif dalam memajukan perekonomian UKM dan pelaku UKM.

Dan ada Witjaksono adalah pengusaha kelahiran Pati, Jawa Tengah yang mampu dan menjadi satu-satunya pengusaha di Indonesia yang selama 2 tahun berturut-turut mendirikan 2 perusahaan Tbk pada usia 34 tahun, Local Champions 2017 oleh Forbes, pegiat sosial, penggerak UKM serta masuk majalah Times karena 4 perusahaan yang dipimpinnya melesat dengan sangat cepat.

Berita Rekomendasi

Diantara 16 kandidat dari partai politik dan 16 kandidat professional yang layak menjadi menteri dalam survei Arus Survei Indonesia memunculkan 2 tokoh teratas dari kalangan Nahdlatul Ulama. Pertama adalah Witjaksono, dari kalangan profesional. Pengusaha muda NU ini merupakan Ketua KorNas Pertanian PBNU-Kementan yang telah menanam 121.000 hektar jagung di 6 provinsi. Witjaksono juga memangku sebagai Wakil Ketua Perkumpulan Pengusaha dan Profesional Nahdliyin (P2N) dan aktif dalam membina koperasi-koperasi binaan kerjasama dengan PBNU, mengumpulkan skor 71,78.

Sedangkan dari kalangan Profesional adalah Taj Yasin Maimoen, Wakil Gubernur Jawa Tengah dan Putra dari Kyai Maimoen Zubair Rembang. Politisi PPP ini memperoleh skor total 68,51.

“Sejak 3 tahun lalu, PBNU bersama Kementan telah menanam 121 ribu hektar jagung di 6 provinsi di Indonesia dan akan dikembangkan menjadi 200 ribu hektar dengan mencakup seluruh wilayah di Indonesia. Ini semua melibatkan jaringan Nahdliyin, kita ingin berdayakan para petani kecil. Karenanya mulai dari pengaturan lahan, penyediaan bibit, dan pupuk berkualitas hingga membantu peralatan yang menjadi kebutuhan petani kita sediakan," ujar Witjaksono di Jakarta, baru-baru ini.

Atas itulah, Witjaksono juga memaparkan, timnya membina hingga pasca panen dengan menjaga harga jualnya agar petani lokal bisa memperoleh keuntungan.

"Dan kontrolnya kita sediakan, kita bentuk koperasi untuk menjaga ketahanan para petani dari para pemain besar yang ingin kaya sendiri. Ini ekonomi kerakyatan, arus baru ekonomi Indonesia. Dan penggeraknya ya memang perlu anak muda." tandas Witjaksono terkait program swasembada jagung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas