Tokoh Papua: Jangan Ada Diskriminasi Hukum, Pelaku Rasis Harus Ditindak
Sementara itu Kapolri mengatakan, sudah mendapat masukan dari berbagai tokoh Papua dalam tatap muka yang berlangsung tertutup tersebut.
Editor: Hasanudin Aco
Laporan Kontributor Tribunnews.com dari Papua, Banjir Ambarita
TRIBUNNEWS.COM, PAPUA - Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Tito Karnavian beserta rombongan mengunjungi Papua, Selasa (27/8/2019).
Di Jayapura, Panglima dan Kapolri bertemu dengan berbagai tokoh Papua di Swisbel Hotel.
Tokoh agama yang juga Ketua Forum Komunikasi Umat Beragama provinsi Papua Pendeta Livius Biniluk mengatakan, di dalam kehidupan ini semua kita manusia adalah ciptaan Tuhan yang paling mulia.
Sehingga seharusnya tidak boleh saling menghina satu sama lain.
“Pertama sebagai warga umat beragama tidak boleh ada rasisme. Tuhan menciptakan manusia ya manusia, binatang ya binatang. Itu berbeda. Dan semua harus tahu itu siapapun dia,” ujar Pendeta Livius.
Baca: Rusmini, Ibu yang Kepalanya Diinjak oleh Anak Kandung Terlihat Meneteskan Air Mata Sebelum Meninggal
Menurutnya, tindakan rasisme yang dialami warga Papua sudah lama dan beberapa waktu lalu menjadi puncaknya.
“Tidak ada alasan mereka bicara begitu karena kebetulan. Sebenarnya rasisme itu sudah lama, itu kemarin hanya muncul begitu saja, saya tahu itu. Itu salah dan mestinya tidak boleh ada rasisme. Harus sadar menghargai ciptaan Tuhan. Jadi tidak boleh lagi,” ujar Biniluk.
Lanjut Tokoh Gereja GIDI itu, pemerintah tidak boleh diskriminatif terhadap pelaku rasisme.
Karena itu hanya akan menciptakan persoalan-persoalan baru lagi.
“Tangkap itu orang yang keluarkan kata rasisme, mau anggota kah tangkap, proses masuk penjara itu saja selesai, tidak akan ada lagi masalah,” tegasnya.
Ia juga menghimbau kepada seluruh masyarakat Papua tetap tenang tidak mudah terprovokasi. Karena semua aspirasi sudah disampaikan kepada Pemprov, DPRP, MRP.
“Mereka sedang ada di Jakarta saat ini dan sedang menuju Surabaya dan lain lainnya. Biarkan mereka selesaikan, dan masyarakat di Papua tetap berkebun berjualan, beribadah semua itu,”kata Biniluk.
Kepada warga non Papua, Biniluk juga menghimbau untuk tetap tenang dan tetap beraktivitas seperti biasa, karena Papua pada unumnya aman.