Dampak Kabut Asap, Menteri LKH dan Menkes Sediakan Rumah Singgah
Siti menjelaskan kondisi terkini penanganan kabut asap karhutla akan dilapokan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com Theresia Felisiani
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya berkoordonasi dengan Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek dalam menangani dampak asap kebakaran hutan dan lahan di tanah air dengan menyediakan rumah singgah bagi masyarakat terdampak.
"Saya pagi ini komunikasi dengan Menkes untuk penanganan hadapi asap seperti soal (menyediakan) rumah singgah," ujar Siti dalam keterangan tertulisnya, Kamis (12/9/2019).
Siti menjelaskan kondisi terkini penanganan kabut asap karhutla akan dilapokan oleh Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letnan Jenderal Doni Monardo dan jajaran pemerintahan daerah mulai dari Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, hingga Kalimantan Selatan.
Tidak hanya itu, Siti juga sudah melapor ke Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Wiranto terkait kondisi penanganan karhutla. Menurutnya bakal dilakukan rapat koordinasi di Kantor Kemenko Polhukam pada Jumat (13/9/2019) besok.
"Jajaran daerah yaitu gubernur, Panglima TNI dan Kapolda secara terbatas dan akan intens dengan beberapa menteri dan Panglima TNI serta Kapolri dan Kepala BNPB , BMKG, BPPT dan LAPAN," ungkap Siti.
Untuk diketahui, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) meminta masyarakat mewaspadai sebaran asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Indonesia khususnya Sumatera dan Kalimantan.
Berdasarkan hasil pemantauan citra Satelit Terra, Aqua, Suomi-NPP, NOAA-20, dan Satelit Himawari-8 (JMA) selama 10 hari terakhir, sejak 1 sampai 10 September, BMKG telah mengidentifikasi setidaknya terdapat 6.255 titik panas dengan kategori tingkat kepercayaan tinggi di seluruh wilayah Asia Tenggara.
Hasil monitoring BMKG, terdapat juga jumlah titik panas di berbagai wilayah ASEAN dengan trend cenderung naik.
Lokasi titik panas itu antara lain berada di wilayah Indonesia, seperti Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Selain itu juga terdeteksi di Malaysia, seperti Semenanjung Malaysia dan Serawak, hingga Thailand, Filipina, Papua Nugini, Vietnam, dan Timor Leste.