Respons Putri Gus Dur Soal Kericuhan di Depan KPK: Kalau Sudah Merusak dan Membakar Itu Keterlaluan
Anita Wahid menilai demonstrasi yang berujung pembakaran karangan bunga di depan Gedung Merah Putih KPK, Jakarta Selatan, sudah keterlaluan
Penulis: Gita Irawan
Editor: Adi Suhendi
"Ada sedikit kesalahpahaman antara kelompok yang melakukan unjuk rasa terkait keputusan Pansel Capim KPK dan pegawai atau wadah dari KPK," ujar Kapolres Jakarta Selatan Kombes (Pol) Bastoni Purnama, dikutip dari Kompas.com.
Berikut beberapa fakta mengenai kerusuhan yang terjadi didepan gedung KPK yang Tribunnews.com himpun dari Kompas.com.
Kronologi
Dihimpun dari Kompas.com, awalnya massa datang untuk memnyatakan dukungan pada Irjen Firli Bahuri yang terpilih sebagai ketua KPK yang baru periode 2019-2023.
Tak hanya itu, peserta aksi yang mengaku berasal dari Aliansi Mahasiswa dan Pemuda Relawan Cinta NKRI tersebut juga menyatakan dukungannya terhadap revisi undang-undang yang telah disahkan DPR.
Massa menuntut agar revisi UU KPK didukung oleh banyak pihak.
Massa mengambil karangan-karangan yang dikirim sebagai bentuk dukungan KPK dalam menghadapi revisi UU KPK.
Karangan bunga tersebut lantas dibakar hingga menyebabakan pihak polisi turun tangan.
Polisi melakukan fasilitator perwakilan pengunjuk rasa untuk bertemu dengan pegawai KPK, namun usaha tersebut gagal.
Mereka justru merangsek masuk ke Gedung Merah Putih KPK untuk mencopot kain hitam yang menutupi logo KPK.
Seperti diketahui, bentangan kain hitam yang menutupi logo KPK dilakukan pegawai KPK sebagai bentuk protes atas direvisinya UU KPK.
Terjadilah bentrok yang melibatkan massa, jurnalis, polisi dan sejumlah pegawai KPK.
Alat Kerja Wartawan Dirusak
Akibat bentrok tersebut, beberapa alat kerja dari para Jurnalis sempat dirusak oleh massa.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.