Dua Bulan Jadi Dandim Dicopot karena Tulisan Sang Istri, Ini Rekam Jejak Karir TNI Hendi Suhendi
- Karir Kolonel Hendi Suhendi menjadi Komandan Distrik Militer Kendari atau Dandim Kendari berakhir. Ia dipecat karena postingan sang istri.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Karir Kolonel Hendi Suhendi menjadi Komandan Distrik Militer Kendari atau Dandim Kendari berakhir.
Ia dicopot dari jabatannya akibat postingan istrinya, Irma Zulkifli Nasution di media sosial.
Hal tersebut disampaikan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dalam konferensi pers di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Selain dicopot dari jabatannya, Kolonel Hendi Suhendi juga mendapat sanksi penahanan selama 14 hari.
Postingan sang istri di media sosial itu berkaitan dengan peristiwa penikaman Menko Polhukam.
Pencopotan Kolonel Hendi Suhendi sebagai Dandim Kendari itu disesuaikan dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2014 tentang Disiplin Militer.
Padahal Kolonel Hendi Suhendi baru dua bulan menjabat sebagai Dandim Kendari.
Hal tersebut diketahui melalui laman http://kodim1417.kodam14hasanuddin-tniad.mil.id.
Upacara serah terima jabatan dari Letkol Cpn KRT Fajar Lutvi Haris Wijaya kepada Kolonel Hendi Suhendi digelar pada 19 Agustus 2019.
Di masa kolonel Hendi Suhendi, posisi Dandim baru diisi oleh prajurit yang berpangkat kolonel.
Sebab Kodim Kendari mengalami kenaikan status dari tipe B menjadi tipe A.
Upacara tersebut dipimpin oleh Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto.
Kolonel Hendi Suhendi diketahui sempat bertugas di luar negeri.
Ia menjabat Atase Darat Kantor Atase Pertahanan (Athan) RI di Moskow, Rusia.
Berdasarkan akun resmi Facebook Pusat Penerangan TNI, posisi Kolonel Hendi Suhendi di Athan RI digantikan oleh Kolonel Inf Troy Hutagalung pada 2018.
Dilansir dari berbagai sumber, sebelum menjadi Dandim Kendari, Kolonel Hendi Suhendi pernah menjabat sebagai Dandim Bengkalis pada 2011.
Sosok Istri Hendi
IPDL disebut-sebut menggunakan akun Facebook dengan nama Irma Zulkifli Nasution.
Ia dianggap nyinyir terhadap peritiwa penusukan Menko Polhukam Wiranto yang terjadi pada Kamis (10/10/2019) di Pandeglang, Banten.
Diberitakan Kompas.com, Irma Zulkifli Nasution itu merupakan istri dari Komandan Distrik Militer Kendari Kolonel HS.
Ia dianggap melanggar hukum hingga sang suami pun terkena imbasnya.
Kolonel HS dicopot dari jabatannya dan mendapat hukuman penahanan selama 14 hari.
"(IPDL) melakukan postingan yang kami duga melanggar UU No 19 Tahun 2016 tentang ITE, maka akan kami dorong prosesnya ke peradilan umum," ujar kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Andika Perkasa dalam konferensi pers di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Istri prajurit TNI yang nyinyir itu merupakan teman sekolah penulis Birgaldo Sinaga.
Berdasarkan tulisan di Facebooknya, Birgaldo Sinaga mengaku mereka adalah teman satu angkatan di SMA 3 Medan.
Mereka merupakan angkatan 1990.
Ketika Birgaldo Sinaga mengecek akun Facebook Irma Zulkifli Nasution, akun tersebut sudah tidak ada.
Saat bersekolah, Irma Zulkifli Nasution dan Birgaldo Sinaga tidak satu kelas.
Namun, kelas mereka bertetangga.
Berbeda dari yang sekarang, Irma Zulkifli Nasution saat remaja dikenal sebagai sosok yang menjaga tutur kata.
Ia lebih sering menjadi pendengar dan pribadinya ramah.
Bisa dibilang, ia adalah primadona SMA 3 Medan.
Selain parasnya cantik, Irma Zulkifli Nasution memiliki bakat bermusik.
Suaranya merdu bila bernyanyi.
Birgaldo mengaku terakhir bertemu dengan teman sekolahnya itu ketika reuni akbar pada sembilan tahun yang lalu.
Berikut tulisan lengkap Birgaldo Sinaga yang dibuat di Facebook pada Sabtu (12/10/2019) dini hari.
"Irma Nasution
Ketika berita seorang istri perwira bernama Irma Zulkifli Nasution viral, saya sempat terpikir apakah dia teman seangkatan SMA saya?
Saya mencoba masuk ke akun fesbuknya. Ternyata sudah ditutup.
Tadi malam kecurigaan saya itu terkonfirmasi dengan informasi dari teman seangkatan saya. Memang benar Irma Zulkifli Nasution adalah Irma Nasution anak alumni SMA 3 Medan angkatan 1990.
Alamakkk...mati anak ayam. Rasanya tidak percaya. Bagaimana mungkin Irma sosok anak yang gaul dan menjadi bintang waktu SMA bisa menulis status seperti itu?
Saya mencoba mengingat kapan terakhir bertemu dengannya.
Uppss. Tahun 2010. Waktu itu kami mengadakan Reuni Akbar Alumni Smantig Medan.
Saya hadir waktu itu. Irma juga hadir. Irma jurusan Biologi. Saya jurusan Fisika. Tapi waktu kelas 1 SMA, kelas kami bertetanggaan. Pacarnya kala itu ya teman sekelas saya. Hehehe.
Irma dikenal sebagai sosok yang ramah. Ia termasuk kembangnya angkatan stambuk kami. Maklum disamping cantik, ia juga pintar bernyanyi. Suaranya merdu.
Waktu acara reuni itu Irma kami dapuk sebagai penyanyi utama di panggung. Ia memimpin angkatan kami tampil menghibur tamu. Penampilannya waktu itu cukup modis. Dress code putih abu-abu dipadunya dengan rompi.
Ada 3 lagu yang kami nyanyikan. Lagu Chrisye, Kuburan Band dan Situmorang. Irma menguasai banyak lagu. Memang dia jago bernyanyi.
Usai reuni, saya tidak pernah ketemu lagi dengannya. Saya hanya dapat kabar karir suaminya semakin menanjak.
9 tahun kemudian, tepatnya hari ini saya dapat kabar tentang Irma. Bukan kabar baik. Tapi kabar buruk. Suaminya Dandim Kendari Kol Kav Hendi Suhendi dicopot dari jabatannya gegara postingan nyinyir istrinya. Sialnya Irma juga bakal berhadapan dengan hukum UU ITE. Postingannya membawa Irma dan suaminya ke masalah besar.
Apa yang terjadi?
People change. Orang berubah. Tidak ada yang statis di dunia ini.
Benda mati seperti pakaian misalnya akan berubah warnanya seiring waktu. Jika sering terkena panas akan cepat pudar warnanya
Manusia juga bisa berubah karakternya atau pikirannya. Jika terpapar lingkungan negativ maka kemungkinan besar pikiran negativ akan menguasai cara berpikirnya.
Itu sebabnya kata orang bijak, jauhi teman yang membawa ke dalam pikiran negativ. Orang pemalas. Orang pemabuk. Orang penjudi. Orang penipu. Orang radikal. Pokoknya yang aneh2 kudu dijauhi.
Dulu Irma kami kenal sosok yang jika bertutur kata2nya selalu terjaga. Ia lebih banyak mendengar dan tersenyum. Ia bisa membawa diri sebagai istri perwira. Tampilannya juga modis dan terbuka pada siapa saja.
Entah mengapa, Irma yang dulu saya kenal telah berubah. Berubah cara pikirnya menyikapi dinamika sosial politik. Padahal aturan baku disiplin militer sebagai istri perwira itu mengikatnya tidak boleh beropini sembarangan.
9 tahun lalu, kami merasakan aura ledakan rindu yang membuncah. Rindu akan masa-masa muda dulu yang sulit dilupakan.
Masa-masa yang paling indah saat sekumpulan anak anak remaja bersekolah. Bermain. Jatuh cinta pertama. Bahkan putus cinta.
Di atas panggung itu saya melihat semua melompat meski tak seirama. Ada gerakan tortor yang suka-suka. Ada joged yang amburadul berpadu dengan teriakan SITUMORANG yang membahana.
"Situmooorang..Situmooranggg..Situmooranggg..ala situ ala rudeee...."
Semuanya kami larut dalam kegembiraan yang sekian lama terpenjara oleh bingkai ruang dan waktu. Namanya kesibukan.
Kami benar-benar gila hingga para penonton terlihat senyum-senyum melihat kami seperti anak kecil mendapat boneka.
Melompat lompat, berjingkrak-jingkrak, berteriak bersorak memekikkan YESSS. Kegembiraan yang tersumbat 17 tahun lebih itu menjadi badai.
Badai yang menyapu panggung reuni tanpa rekayasa tanpa aturan. Semua bergerak sesuai hati dan perasaannya. Yang penting hepi, yang penting muda kembali.
Ahhh teman...saya lebih senang kamu menyenandungkan lagu Situmorang seperti waktu reuni kita dulu. Suaramu merdu. Gayamu gak kalah sama Yuni Shara.
Sayang sekali berita tentangmu berakhir duka. Bukan karena sifat aslimu yang kami kenal dulu baik, ramah dan hangat. Mungkin karena pergaulanmu kini sudah berbeda. Itu mempengaruhi caramu melihat realitas sosial.
Sebagai teman saya hanya bisa menyampaikan prihatin. Semoga ada hikmah di balik peristiwa ini. Setidaknya kini kamu tahu semakin tinggi karir kita, ujian dan cobaan itu akan semakin berat.
Pada akhirnya hidup ini bukan tentang apa yang ingin kita raih. Tapi tentang apa yang ingin kita bagikan.
Jika kebaikan yang kita bagi, kebaikanlah yang kita raih. Jika kata baik yang kita bagi, kata baik juga yang kita terima. Jika cinta yang kita bagi, maka cintalah yang kita terima.
Salam perjuangan penuh cinta
Birgaldo Sinaga."
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Profil Kolonel Hendi Suhendi, Karier TNI Hancur karena Istri, Baru 2 Bulan Jadi Dandim Kendari,