"Awalnya seleksi kecamatan, kabupaten, lalu perwakilan dari Jawa Tengah," tuturnya.

Tak sampai di situ, ternyata selama proses seleksi, Salma juga harus mengikuti berbagai test yang cukup melelahkan.

"Seleksinya fisik, mulai dari push up, pengetahuan umum, sejarah paskibraka hingga psikotes," kata Salma.

Kemudian Salma juga menceritakan selama proses seleksi dirinya harus dikarantina selama sebulan.

"Kalau latihan itu hampir 3 minggu, tapi total karantina selama satu bulan," katanya.

Baca: Siap Negosiasi Gaji dengan PSSI, Luis MIlla Dikabarkan Ingin Kembali Tangani Timnas Indonesia

Baca: Ungkap Alasan Kembali ke Gerindra, Sandiaga Uno: Mereka Tak Pernah Bertarung untuk Dapat Jabatan

Selain itu dirinya juga dilatih untuk menjadi pembawa baki.

"Kalau pembawa baki kita dilatih mentalnya, senyumannya, keanggunannya terus kita nggak boleh deg-degan", katanya ini.

Selama menjalani masa karantina, Salma mengakui jika ia harus berlatih dari jam 7 pagi hingga 5 sore.

Ia juga mengakui jika selalu mendapatkan motivasi dari keluarga dan orang terdekatnya.

"Orang tua selalu dukung, mereka bilang untuk selalu melakukan apa yang Salma bisa,"ujarnya.

Seusai melaksanakan kewajibannya tersebut Salma mengatakan jika dirinya merasa lega dan sangat bangga.

Salma merupakan putri dari Achmad Aswin Achzaab (Ayah) dan Nurisah (Ibu).

Baca: Mufidah Kalla Ungkap Jusuf Kalla Selalu Tidak Mau Berpakaian Sama Dengannya, Singgung Pemain Band

Baca: Mengaku Kesal dengan Majikan, Balita 2 Tahun Berkali-kali Dianiaya ART di Depok

Followers Bertambah, Lebih Hati-hati di Medsos

Selanjutnya Salma juga menceritakan hal menarik seusai dirinya menjadi pembawa baki di Istana Negara.

"Setelah upacara pengibaran bendera, buka handphone, followersnya Instagram jadi bertambah," ujar dia.