Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Soal Stunting, Ini Kata Dokter Terawan, Menteri Kesehatan yang Baru

Dokter Terawan mengaku persoalan stunting masih menjadi fokus dirinya sebagai menteri Kesehatan.

Penulis: Arif Tio Buqi Abdulah
Editor: Daryono
zoom-in Soal Stunting, Ini Kata Dokter Terawan, Menteri Kesehatan yang Baru
Tribunnews/Irwan Rismawan
Kepala RSPAD Gatot Soebroto, dr Terawan Agus Putranto memberikan keterangan sebelum meninggalkan Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (22/10/2019). Sesuai rencana, Presiden Joko Widodo memperkenalkan jajaran kabinet barunya kepada publik mulai Senin (21/10/2019), usai Jokowi dilantik pada Minggu (20/10/2019) kemarin untuk masa jabatan periode 2019-2024 bersama Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Tribunnews/Irwan Rismawan 

Mengutip Kompas.com, ia lulus dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada di usia 26 tahun.

Ia kemudian melanjutkan pendidikan spesialis di Departemen Spesialis Radiologi Universitas Airlangga Surabaya.

Kemudian dokter Terawan mengambil program doktor di Universitas Hasanuddin (Unhas) pada 2016.

Terawan mulai menjadi dokter tentara pada 1990 dan ditugaskan di berbagai wilayah, hingga akhirnya menjabat sebagai Kepala Rumah Sakit Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto Jakarta sejak 2015.

Ia juga merupakan Ketua Dokter Militer Dunia.

Baca: Jadi Menkes, Dokter Terawan akan Ajukan Pensiun dari TNI 

Terkenal dengan Cuci Otak

Nama dokter Terawan pernah jadi pemberitaan karena dianggap telah melanggar kode etik dengan metode "cuci otak".

BERITA REKOMENDASI

Kemampuan dokter Teriawan mencuci otak demi kesembuhan pasien menuai kontroversi.

Meski begitu, metode Cuci Otak yang dilakukan dokter Teriawan pernah menyembuhkan 40 ribu pasien.

Dilansir dari laman WartaKota, dokter Teriawan asal Yogyakarta ini mengaku sudah menerapkan metode mengatasi masalah stroke ini sejak tahun 2005.

"Sudah sekitar 40.000 pasien yang kami tangani," imbuhnya.

Bahkan menurutnya, tak banyak komplain dari masyarakat yang ia terima sehingga menjadikan bukti keampuhan metode yang diterapkannya itu.


Setelah itu, ia menemukan metode baru untuk menangani pasien stroke yang disebut dengan terapi çuci otak dan penerapan program DSA (Digital Substraction Angiogram).

(Tribunnews.com/Tio/Theresia Felisiani)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas