Politisi Partai Hanura Inas Nasrullah: Lebih Baik Perbanyak Deputi, Bukan Malah Wakil Menteri
Inas Nasrullah Zubair, Politisi Partai Hanura berpendapat lebih baik memperbanyak deputi, kalau perlu sampai 20 deputi.
Penulis: Febia Rosada Fitrianum
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM - Inas Nasrullah Zubair, Politisi Partai Hanura berpendapat lebih baik memperbanyak deputi, bukan wakil menteri seperti yang sudah dilakukan oleh Presiden Jokowi di Kabinet Indonesia Maju.
Inas Nasrullah, dalam video unggahan kanal YouTube Indonesia Lawyers Club, Selasa (29/10/2019) mengomentari tindakan presiden yang lebih memilih memasukkan dua wakil menteri di Kementerian BUMN dibanding menambah deputi yang sudah ada.
Mereka adalah Kartika Wirjoatmodjo, Direktur Utama PT Bank Mandiri Tbk dan Budi Gunadi Sadikin, Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau Inalum.
Baca: Kecewa Hanura Tak Masuk dalam Kabinet Jokowi, Inas Nasrullah: Kita Ini Ditinggal atau Tertinggal?
Baca: Komentari Wakil Menteri Kabinet Jokowi, Inas Nasrullah: Kompleksitas Rendah Tapi Volumenya Besar
Inas Nasrullah, pernah menjabat sebagai wakil ketua Komisi VI DPR RI periode 2014-2019 bidang industri, investasi, dan persaingan usaha.
Ketika menjabat posisi tersebut, Inas Nasrullah menemukan banyak deputi yang tidak memahami atau tau sedikit mengenai bidangnya masing-masing.
Menurut Inas Nasrullah hal tersebut merupakan persoalan di BUMN.
Ia berpendapat langkah yang benar untuk mengatasi contoh permasalahan tersebut adalah dengan memperbanyak deputi, bukan wakil menteri.
"Jadi yang benar sebenarnya bukan ditambah wakil menteri, deputi diperbanyak. Kalau perlu jadi 20 tidak apa-apa. Satu deputi pegang hanya empat atau lima BUMN, itu yang benar," terang Inas Nasrullah.
"Kalau sekarang satu deputi pegang 15 BUMN, ya botak kepalanya, dia tidak tahu apa-apa. Pegang bidang energi, tahunya cuma kulitnya, padahal tugas deputi itu sampai ke dalam. Tugas dia juga intelijen bisnis," tambahnya.
Dilansir dari Kompas.com, alasan Jokowi melantik dua nama menjadi wamen Erick Thohir karena jumlah BUMN yang telalu banyak, hingga 140 BUMN.
"Jadi kalau mengelola perusahaan sebanyak itu perlu pengawasan perlu dikontrol, perlu cek, kalau memang diperlukan (dua Wamen), itu ya enggak apa-apa," jelas Jokowi.
Komentari Pelantikkan Wakil Menteri Kabinet Jokowi, Inas Nasrullah: Kompleksitas Rendah Tapi Volumenya Besar
Dalam tayangan tersebut, Inas Nasrullah juga mengomentari pembentukan kabinet oleh Jokowi yang menunjuk dua tokoh menjadi wakil menteri di Kementerian BUMN.
Inas Nasrullah Zubair, Politisi Partai Hanura menyoroti jumlah wakil menteri BUMN yang dinilai terlalu banyak padahal kompleksitas kementerian tersebut rendah.