Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Anis Matta: Konflik di PKS Telah Melahirkan Satu Partai Baru

Anis Matta menegaskan, partai pimpinannya tidak akan lagi memperdebatkan soal partai Islam atau soal partai Nasionalis.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Anis Matta: Konflik di PKS Telah Melahirkan Satu Partai Baru
TRIBUN/ILHAM RIAN PRATAMA
Inisiator Partai Gelora Indonesia Anis Matta (kiri) dan Fahri Hamzah (kanan) memberikan keterangan usai perkenalan partai baru tersebut di Jakarta, Minggu (10/11/2019). Partai Gelora Indonesia yang akan diketuai oleh Anis Matta tersebut menargetkan deklarasi resmi Partai Gelora Indonesia akan berlangsung pada awal Bulan Januari 2020, usai merampungkan dokumen pendaftaran kepengurusan partai di Kementerian Hukum dan HAM. TRIBUNNEWS/ILHAM RIAN PRATAMA 

Kita baru memutuskan membentuk partai baru, setelah berbagai upaya untuk menyelesaikan konflik di internal PKS itu tidak ada jalan lagi. Akhirnya baru kita melangkah untuk itu. Sebetulnya kita sempat berpikir bahwa narasi yang selama ini tetap bisa kita pakai di kendaraan yang lama, yaitu di PKS. Tetapi konflik ini tidak terbendung.

Artinya narasi yang ada di PKS saat ini, menurut Anda sudah melenceng? Anda ingin membawa partai ini berada di 'tengah'?

Menurut saya ada persoalan di internal, di institusi di PKS. Tetapi yang lebih penting menurut saya adalah kita tidak terintegrasi sepenuhnya dalam semangat ke-Indonesiaan itu yang menurut saya penting. Misalnya soal ide keterbukaan yang pernah kita buka dulu di Bali.

Yang mendapatkan pertentangan luar biasa di dalam. Sehingga menurut saya bahwa, jika kita ingin menjadi kekuatan politik yang memimpin Indonesia, kita harus membuka diri terhadap seluruh kelompok, seluruh komponen bangsa yang ada di negeri kita ini. Karena itu ini ada persoalan.

Bahwa kita tidak seutuhnya terintegrasi dengan Indonesia. Sehingga kalau Anda menanyakan apa perbedaannya, saya kira adalah pada keterbukaan.

Karena itu di sini, azas yang kita pakai adalah Pancasila. Tetapi kita tetap menegaskan jati diri kita sebagai kekuatan Islam Politik. Sebab, kita tidak ingin terus menerus ada perdebatan yang tidak produktif, yaitu antara Islam dan Nasionalis.

Kita ingin menghentikan perdebatan bahwa Islam dan Nasionalis ini sudah selesai. Tapi untuk itu kita perlu membuka diri kita semuanya kepada seluruh komponen bangsa, dan mengajak seluruh komponen bangsa ini untuk terlibat. Jadi satu narasi besar yang diperlukan Indonesia adalah narasi yang mampu menyatukan seluruh komponen bangsa. Menyatukan elitenya untuk sama-sama memasuki gelombang baru dalam sejarah kita itu. Itu idenya yang paling fundamental.

Berita Rekomendasi

Ada 99 deklarator. Siapa-siapa saja public figure yang ikut membidangi organisasi ini?

Saya kira sebagian besarnya sudah Anda ketahui. Ada Pak Fachri Hamzah sebagai Wakil Ketua Umum, ada Pak Mahfudz Siddiq sebagai Sekretaris Jenderal, ada Pak Ahmad Riyaldi sebagai Bendahara Umum. Saya kira banyak ya.

Apakah Anda yakin akan menggerus akar rumput PKS? Kemudian bergabung ke Partai Gelora?

Kita membuka untuk seluruh komponen bangsa terlibat di sini. Karena itu kehadiran kami tidak perlu diartikan sebagai ancaman bagi yang lain. Tidak perlu. Tapi kita ingin semua komponen bangsa terlibat. Kanan, tengah, kiri, bisa terlibat di sini. Tua, muda, semua terlibat di sini.

Dokumen osan-osin, bagaimana tanggapan Anda?

Ini bagian dari konflik lama, yang saya kira sudah kita lupakan. Sekarang kita menata gerakan baru yang mudah-mudahan tidak terpengaruh oleh konflik-konflik yang sudah selesai. Kita sudah lupakan itu.

Pasca deklarasi nanti, apa langkah pertama kali yang akan diambil Partai Gelora?

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas