Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Haidar Alwi Sebut Radikalisme Sebagai Pintu Bagi Asing Masuk ke Indonesia

Pegiat anti-radikalisme, Haidar Alwi, mengatakan negara Indonesia telah lama menjadi sorotan negara asing di dunia.

Editor: Adi Suhendi
zoom-in Haidar Alwi Sebut Radikalisme Sebagai Pintu Bagi Asing Masuk ke Indonesia
Tribunnews.com/ Lusius Genik
Pegiat anti-radikalisme, Haidar Alwi, dalam diskusi Forum Jurnalis Merah Putih, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019). 

Laporan wartawan tribunnews.com, Lusius Genik

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pegiat anti-radikalisme, Haidar Alwi, mengatakan negara Indonesia telah lama menjadi sorotan negara asing di dunia.

Indonesia menurutnya dipandang sebagai negara seksi dan mangsa empuk.

Menurut Haidar, banyak negara yang berusaha untuk masuk ke Indonesia.

"Di luar itu, Indonesia dipandang seksi banget, seperti makanan empuk yang dilihat banyak orang, yang kemudian berpikir bagaimana caranya menyaplok Indonesia ini," ujar Haidar dalam diskusi Forum Jurnalis Merah Putih, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (14/11/2019).

Baca: Pelaku yang Tabrak Pengguna Skuter Listrik Hingga Tewas Tak Ditahan, Keluarga Korban Kecewa

Haidar menjelaskan, karena saat ini sebuah negara tidak bisa melakukan intervensi kepada negara berdaulat lainnnya, akhirnya mereka menggunakan alternatif lain.

Cara lain tersebut di antaranya dengan membuat kerusuhan melalui penyebarluasan pandangan radikalisme.

Baca: DPRD DKI Setujui Anggaran Promosi dan Seni Budaya Sebesar Rp 29,38 Miliar

BERITA TERKAIT

"Mereka membuat chaos di sebuah negara, baru mereka masuk seperti di Arab. Kita semua tahu kok, di Iraq dan Suriah itu yang berjualan minyak ISIS dan sang pembeli itu Amerika, Inggris, negara-negara Eropa yang beli," ujar Haidar mencontohkan.

"Mereka-mereka yang menciptakan orang-orang yang bersifat radikal dan radikalisme, dipelihara oleh mereka, agar kekayaan alam mereka bisa disetor dengan harga murah," tambah Haidar.

Untuk itu Haidar tidak ingin paham radikalisme terus berkembang di Indonesia.

Baca: Masjid Pemerintah Disebut Terpapar Radikalisme, Ketua PBNU: Mereka Sudah Memiliki Kelompok Sendiri

Menurutnya, radikalisme merupakan cara untuk memecah belah agar dapat membuka ruang bagi negara asing masuk ke Indonesia.

"Sekarang ini semua sudah dihancurin, tinggal Indonesia, makanya kita hati-hati betul kalau kita ingin melihat anak cucu kita ke depan makin tentram," ujarnya.

"Kita harus hati-hati dan jangan biarkan satu orang pun bersikap intoleran dan radikal. Itu cara mereka memecah belah kita," tambah Haidar Alwi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di

Wiki Populer

© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas