Pengaman Intelijen Sebut Teroris Punya Waktu Tertentu untuk Lakukan Aksi Teror
Pengaman Intelijen dan Keamanan UI, Stanislaus Riyanta mengatakan kelompok teroris memiliki waktu-waktu tertentu untuk melakukan aksi teror.
Penulis: Endra Kurniawan
Editor: Sri Juliati
Menurut Stanislaus, tewasnya pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi juga memicu aksi teror di Mapolrestabes Medan.
Sebelumnya dikabarkan pemimpin ISIS Abu Bakar al-Baghdadi tewas bersama dengan dua istri ketika pasukan khusus AS melakukan penyerbuan, Sabtu (26/10/2019) lalu.
Baca: Cerita Awal Simpang Siurnya Jumlah Korban Tewas Kecelakaan di Tol Cipali
Baca: Politisi Berusia 23 Tahun Kritik APBD Jakarta, Pengamat Pertanyakan Background William Aditya
"Pasca kematian Abu Bakar al-Baghdad, bisa memicu aksi balas dendam," terang Stanislaus.
Lanjut Stanislaus, aksi balas dendam ini berbahaya terlebih ketika dilakukan secara lone wolf (sendirian), dibandingkan teror yang dilakukan secara kelompok.
Menurutnya, aksi tunggal akan suli terdeteksi oleh aparat keamanan.
"Pelaku tunggal lebih berbahaya, karena mereka tidak terdeteksi, merencanakan sendiri dan melakukan aksi sendiri ," terang Stanislaus.
"Berbeda dengan kelompok yang masih mungkin terdeteksi lewat percakapan saat melakukan komunikasi," kata dia.
Anggota Komisi VII DPR F-PAN, Ali Taher juga memberikan pandangan lain mengenai aksi teror di Mapolrestabes Medan.
Menurutnya, kesenjangan sosial di Indonesia yang dialami oleh golongan tertentu bisa menjadi latar belakang dibalik aksi tersebut.
"Ada ketidakadilan, ada perilakuan-perlakuan tidak pas untuk masyarakat tertentu," ungkapnya.
Baca: Rendy Tewas Dipatuk Ular Kobra, Komunitas Reptil: King Kobra Tidak Umum untuk Dipelihara
Baca: 8 Instansi Buka Lowongan CPNS 2019 untuk Lulusan SMA/SMK, dari Kemenkeu hingga BNN