Resmi Ditunjuk Komisaris Utama Pertamina, ACTA Singgung Ahok Sebagai Mantan Napi
Salah satu kecaman keras disuarakan oleh Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) Novel Bamukmin.
Editor: Johnson Simanjuntak
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, Jakarta - Penunjukan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina menuai pro-kontra. Salah satu kecaman keras disuarakan oleh Wakil Ketua Advokat Cinta Tanah Air (ACTA) Novel Bamukmin.
Novel yang juga pelapor Ahok dalam kasus penodaan agama pada 2017 lalu menyatakan, pihaknya keberatan dengan penunjukan Ahok sebagai pimpinan baru Pertamina. Ia menyebut, penunjukan Ahok menjadi bukti Indonesia tengah krisis kepemimpinan.
"Buat saya sebagai wakil ketua ACTA yang melaporkan pertama Ahok dalam kasus penistaan agama tentu saja saya pribadi melihat memang negara ini sudah krisis dan darurat kepemimpinan dari paling atas sampai ke BUMN dan terus bisa sampai ke bawah lagi," kata Novel kepada Tribunnews, Sabtu (23/11/2019).
Baca: Erick Thohir Tanggapi Penolakan Ahok di Pertamina: Kasih Kesempatan Kita Bekerja dan Lihat Hasilnya
Padahal, kata dia, posisi yang akan dijabat oleh Ahok harus diisi oleh anak terbaik bangsa. Sebaliknya, ia menyinggung apakah mantan napi diperbolehkan menjabat pimpinan strategis BUMN.
"Padahal untuk menjadi ASN itu harus yang terbaik maka dibuat dengan cara di seleksi ketat karena sebagai abdi negara termasuk SKCK. Bahkan tidak sampai disitu saja juga dididik kedisiplinan dan budi pekerti karena nanti terjun ke masyarakat menjadi pelayan masyarakat," ungkapnya.
"Tapi ini mantan napi yang diduga sebagai residivis dan masih banyak diduga terlibat tindak pidana korupsi bisa seenaknya menjadi pemimimpin strategis di BUMN yang juga milik rakyat Indonesia," sambungnya.
Ia juga mempertanyakan ihwal kenapa Ahok seolah dipaksakan menjabat pimpinan BUMN ditengah penolakan yang besar di masyarakat.
Baca: Ahok Jadi Komisaris Utama Pertamina, Akan Ditetapkan Senin Depan dalam Rapat Pemegang Saham
"Kenapa Ahok sangat dipaksakan? karena patut diduga untuk menutupi borok rezim ini berkenaan kasus dugaan korupsinya yang bisa saja melibatkan petinggi negara ini dimulai dari kiprahnya dipilkada DKI Jakarta 2012 sampai saat ini sehingga Ahok harus dibela mati matian," bebernya.
Ia juga membeberkan dugaan ihwal kenapa Ahok dipaksakan menjadi pimpinan baru Pertamina.
"Diduga kuat bisa jadi Pertamina ini sudah disandera oleh asing dan aseng dan masih banyak kepentingan berbau politik yang pastinya sehingga harus memaksakan Ahok walau responnya sudah berdampak jelek terhadap ekonomi kita yang disambut dengan anjloknya saham di beberapa BUMN," tukasnya.
Sebelumnya, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thorir menyatakan, mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama akan menjabat menjadi Komisaris Utama PT Pertamina.
Baca: Sosok Tanri Abeng yang Digantikan Ahok jadi Komisaris Utama Pertamina Bergaji Rp 3,2 M, Siapa Dia?
Kabar tersebut dikatakan pada awak media saat Erick Thorir berada di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Jumat (22/11/19).
"Insya Allah sudah putus dari beliau, Pak Basuki akan jadi Komut (Komisaris Utama) Pertamina," ujar Erick.
Hal tersebut telah menjadi keputusan final yang dikatakan oleh Erick Thorir sebagai pemilihan BTP untuk duduki kursi petinggi Pertamina.
Tak hanya sendirian duduk di kursi petinggi Pertamina, sosok yang dikenal publik dengan sapaan Ahok tersebut akan didampingi oleh Budi Sadikin sebagai Wakil Komisaris Utama.
Budi Sadikin sendiri sekarang menjabat sebagai Wakil Menteri BUMN.
"(Ahok) akan didampingi Pak Wamen (BUMN) Budi Sadikin jadi Wakil Komisaris Utama," lanjut dia